Minggu, 21 April 2013

Sai Baba tidak mengajarkan Veda.



MELURUSKAN SUARA-SUARA SUMBANG TERHADAP SAI  STUDY GROUP. part-1 

Pernyataan :
Jangan merasa telah mempelajari Veda, jika ikut dalam berbagai aliran yang keindia-indiaan. Berbagai sampradaya seperti Sai Baba dan Hare Krishna tidak mengajarkan Veda. Yang diajarkan disana adalah ajaran gurunya. Karena itu, jika masuk kedua aliran itu akan menyebabkan kita semakin jauh dari ajaran hindu. Harus juga diketahui bahwa semenjak kemunculannya kedua aliran itu ada di bawah pengawasan pemerintah khususnya departemen agama.

Tanggapan :
Dalam kaitan dengan Sai Baba, setidaknya ada empat kekeliruan yang disampaikan oleh kelompok yang menyampaikan pandangan diatas, pertama, mereka tidak bisa membedakan antara Sai Baba dengan kelompok pengkajian Veda Sai Study Group. Sai Baba secara phisik adalah nama orang, yang secara spiritual dijadikan Sad Guru oleh organisasi yang melabel diri dengan SSG (Sai Study Group). Kedua, materi yang diwejangkan oleh Sai Baba adalah isi dari pustaka suci Veda dalam konteks kekinian. Beliau memerah susu spiritual dari putting susu sruti, smrti,purana,upanisad,itihasa dan susastra lainnya, serta menghidangkannya kepada seluruh umat manusia. Dengan demikian ajaran yang diwejangkan oleh beliau jelas sumbernya yakni Veda. Sebagaimana tertuang  dalam salah satu misi spiritual yang diemban-Nya yakni untuk menjaga Veda (Veda Poshanam). Dengan demikian jika ada orang-orang yang menyebutkan bahwa Sai Baba tidak mengajarkan Veda, maka mungkin saja orang yang mengeluarkan statement ini tidak tahu Veda atau mungkin apa yang dianggapnya Veda adalah sesuatu yang lain dan parahnya mereka tidak mau melakukan penyelidikan terlebih dahulu sebelum mengeluarkan pernyataan dan kesimpulan dangkal dalam menilai sesuatu hal. Ketiga, penyebutan bahwa Sai Baba termasuk Sampradaya, menunjukkan bahwa mereka tidak tahu ataupun kurang mengerti dengan istilah yang dipergunakannya. SSG bukanlah Sampradaya karena di kelompok ini tidak ada istadewata tertentu yang diagungkan. Semua nama Tuhan mendapat penghormatan yang sama tanpa pengkultusan satu nama dan rupa Tuhan. Dalam kelompok Sai Baba atau SSG juga tidak ada garis perguruan parampara dan proses diksa sebagaimana bisa kita lihat dalam kelompok spiritual yang memang merupakan Sampradaya.
Sampai saat ini masih banyak ada tokoh umat yang tidak tahu tentang Veda. Di sebuah mingguan, seorang pucuk pimpinan lembaga keumatan bahkan menyebutkan bahwa yang dinamakan Veda Sruti adalah Veda yang secara langsung disampaikan oleh Tuhan dan didengar oleh penerima wahyu. Tetapi karena waktu penerimaannya cukup lama maka tidak semuanya bisa diingat. Bagian dari Veda yang masih bisa diingat itulah yang menurut sang tokoh tadi menyebutnya sebagai Veda Smrti. Ini merupakan salah satu miskonsepsi yang muncul dari kesalahan pandangan tentang makna Sruti dan Smrti. Sruti memang berasal dari kata Sru yang berarti mendengar (reveal teaching) yang selanjutnya dimaknai sebagai wahyu asli. Selanjutnya Smrti, memang berasal dari akar kata Smr yang berarti mengingat. Smrti atau yang lebih dikenal dengan nama Dharmasastra, bukanlah berarti himpunan hal-hal yang bisa diingat saja, tetapi sebaliknya justru adalah pelengkap dari Sruti. Smrti disusun oleh para maharsi untuk melaksanakan petunjuk dari kitab Sruti, sehingga dalam kitab Smrti sudah ada pandangan dan pemikiran penyusun yang dimasukkan kedalamnya. Tentunya dengan mempertimbangkan aspek tempat,waktu,keadaan,dan substansi Veda sruti. Itulah sebabnya menurut menurut sistematika hokum Hindu, Smrti tidak boleh sampai bertentangan dengan isi Veda Sruti.
Keempat, Penyebutan bahwa Sampradaya tidak mempelajari Veda sama sekali tidak mendasar. Pada awalnya, sebelum tulisan dikenal, para maharsi penerima wahyu menyampaikan Veda secara lisan melalui garis perguruan yang dikenal sebagai Parampara atau sampradaya. Dengan demikian Sampradaya justru adalah penyelamat dan penerus ajaran Vedanta. Memang setiap sampradaya tidak mengajarkan seluruh cabang ilmu dalam Veda, karena ruang lingkup Veda yang sangat luas. Karena itu wajarlah jika ada banyak sampradaya dalam hindu. Masing-masing sampradaya mempelajari pustaka suci Veda tertentu dengan ista dewata tertentu pula. Sebagai contoh Sampradaya Vaishnava yang menjadikan Sri Vishnu/Narayana/Sri Krishna sebagai istadewatanya serta mempergunakan berbagai kitab pendukung seperti Bhagavad Gita, Srimad Bhagavatam, Brahma Samhita,Kalisantara Upanisad,dll sebagai acuannya. Demikian pula sampradaya lain yang juga memiliki dan mempelajari bagian kitab suci Veda yang lain.




Kelompok Sai Study Group yang menempatkan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba sebagai Sad Guru, adalah kelompok study yang mempelajari ajaran-ajaran beliau yang bersumber dari kitab suci Veda, dan Veda adalah merupakan kitab suci agama hindu. Di dalam kegiatan spiritualnya juga jelas pengidungan nama-nama suci Tuhan yang dicantumkan dalam susastra hindu seperti pemujaan kepada Sri Ganesha yang dibali dikenal sebagai Bhatara Gana, pemujaan kepada Trimurti (Brahma, Vishnu, dan Shiva), pemujaan kepada Tri dewi / Tri sakti (Durga,Laksmi,Sarasvati), pemujaan kepada Sri Rama ataupun Sri Krishna dalam berbagai nama suci dan kemuliaan beliau.

Kelompok study ini juga melakukan kegiatan tirta yatra ataupun ritual agni hotra yang bernafaskan Hindu. (jadi sungguh merupakan komentar yang tidak mendasar jika kelompok Sai Baba dikatakan bukan bagian dari agama hindu)

SSG sebagai salah satu dari kelompok spiritual yang ada, juga sangat jelas mendapat pengayoman dan pengakuan dari lembaga tinggi umat hindu (PHDI) dalam surat pernyataannya bernomor : 26/Perny/I/PHDIP/1994. yang mana dikuatkan juga oleh piagam penghargaan dari Departemen Agama RI, Dirjen bimas Hindu dan Budha atas  pengabdian kelompok Sai Study Group ini dalam ikut membantu peningkatan bidang sosial keagamaan di negara Indonesia.

1 komentar:

  1. Jay Sai Ram.. Bhagavan Sri Sathya Sai Baba ada Sad Guru, Guru Kebenaran.. Sang Avatara Kaliyuga... Let's humble to His Lotus Feet.. Sairam

    BalasHapus