MELURUSKAN SUARA-SUARA SUMBANG TERHADAP SAI STUDY GROUP. part-1
Pernyataan
:
Jangan
merasa telah mempelajari Veda, jika ikut dalam berbagai aliran yang
keindia-indiaan. Berbagai sampradaya seperti Sai Baba dan Hare Krishna tidak mengajarkan
Veda. Yang diajarkan disana adalah ajaran gurunya. Karena itu, jika masuk kedua
aliran itu akan menyebabkan kita semakin jauh dari ajaran hindu. Harus juga
diketahui bahwa semenjak kemunculannya kedua aliran itu ada di bawah pengawasan
pemerintah khususnya departemen agama.
Tanggapan
:
Dalam
kaitan dengan Sai Baba, setidaknya ada empat kekeliruan yang disampaikan oleh
kelompok yang menyampaikan pandangan diatas, pertama, mereka
tidak bisa membedakan antara Sai Baba dengan kelompok pengkajian Veda Sai Study
Group. Sai Baba secara phisik adalah nama orang, yang secara spiritual
dijadikan Sad Guru oleh organisasi yang melabel diri dengan SSG (Sai Study
Group). Kedua,
materi yang diwejangkan oleh Sai Baba adalah isi dari pustaka suci Veda dalam
konteks kekinian. Beliau memerah susu spiritual dari putting susu sruti,
smrti,purana,upanisad,itihasa dan susastra lainnya, serta menghidangkannya
kepada seluruh umat manusia. Dengan demikian ajaran yang diwejangkan oleh
beliau jelas sumbernya yakni Veda. Sebagaimana tertuang dalam salah satu
misi spiritual yang diemban-Nya yakni untuk menjaga Veda (Veda Poshanam).
Dengan demikian jika ada orang-orang yang menyebutkan bahwa Sai Baba tidak
mengajarkan Veda, maka mungkin saja orang yang mengeluarkan statement ini tidak
tahu Veda atau mungkin apa yang dianggapnya Veda adalah sesuatu yang lain dan
parahnya mereka tidak mau melakukan penyelidikan terlebih dahulu sebelum
mengeluarkan pernyataan dan kesimpulan dangkal dalam menilai sesuatu hal. Ketiga,
penyebutan bahwa Sai Baba termasuk Sampradaya, menunjukkan bahwa mereka tidak
tahu ataupun kurang mengerti dengan istilah yang dipergunakannya. SSG bukanlah
Sampradaya karena di kelompok ini tidak ada istadewata tertentu yang
diagungkan. Semua nama Tuhan mendapat penghormatan yang sama tanpa pengkultusan
satu nama dan rupa Tuhan. Dalam kelompok Sai Baba atau SSG juga tidak ada garis
perguruan parampara dan proses diksa sebagaimana bisa kita lihat dalam kelompok
spiritual yang memang merupakan Sampradaya.
Sampai
saat ini masih banyak ada tokoh umat yang tidak tahu tentang Veda. Di sebuah
mingguan, seorang pucuk pimpinan lembaga keumatan bahkan menyebutkan bahwa yang
dinamakan Veda Sruti adalah Veda yang secara langsung disampaikan oleh Tuhan
dan didengar oleh penerima wahyu. Tetapi karena waktu penerimaannya cukup lama
maka tidak semuanya bisa diingat. Bagian dari Veda yang masih bisa diingat
itulah yang menurut sang tokoh tadi menyebutnya sebagai Veda Smrti. Ini
merupakan salah satu miskonsepsi yang muncul dari kesalahan pandangan tentang
makna Sruti dan Smrti. Sruti memang berasal dari kata Sru yang berarti
mendengar (reveal teaching) yang selanjutnya dimaknai sebagai wahyu asli.
Selanjutnya Smrti, memang berasal dari akar kata Smr yang berarti mengingat.
Smrti atau yang lebih dikenal dengan nama Dharmasastra, bukanlah berarti
himpunan hal-hal yang bisa diingat saja, tetapi sebaliknya justru adalah
pelengkap dari Sruti. Smrti disusun oleh para maharsi untuk melaksanakan
petunjuk dari kitab Sruti, sehingga dalam kitab Smrti sudah ada pandangan dan
pemikiran penyusun yang dimasukkan kedalamnya. Tentunya dengan mempertimbangkan
aspek tempat,waktu,keadaan,dan substansi Veda sruti. Itulah sebabnya menurut
menurut sistematika hokum Hindu, Smrti tidak boleh sampai bertentangan dengan
isi Veda Sruti.
Keempat, Penyebutan bahwa Sampradaya
tidak mempelajari Veda sama sekali tidak mendasar. Pada awalnya, sebelum
tulisan dikenal, para maharsi penerima wahyu menyampaikan Veda secara lisan
melalui garis perguruan yang dikenal sebagai Parampara atau sampradaya. Dengan
demikian Sampradaya justru adalah penyelamat dan penerus ajaran Vedanta. Memang
setiap sampradaya tidak mengajarkan seluruh cabang ilmu dalam Veda, karena
ruang lingkup Veda yang sangat luas. Karena itu wajarlah jika ada banyak
sampradaya dalam hindu. Masing-masing sampradaya mempelajari pustaka suci Veda
tertentu dengan ista dewata tertentu pula. Sebagai contoh Sampradaya Vaishnava
yang menjadikan Sri Vishnu/Narayana/Sri Krishna sebagai istadewatanya serta
mempergunakan berbagai kitab pendukung seperti Bhagavad Gita, Srimad
Bhagavatam, Brahma Samhita,Kalisantara Upanisad,dll sebagai acuannya. Demikian
pula sampradaya lain yang juga memiliki dan mempelajari bagian kitab suci Veda
yang lain.
Kelompok
Sai Study Group yang menempatkan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba sebagai Sad Guru,
adalah kelompok study yang mempelajari ajaran-ajaran beliau yang bersumber dari
kitab suci Veda, dan Veda adalah merupakan kitab suci agama hindu. Di dalam
kegiatan spiritualnya juga jelas pengidungan nama-nama suci Tuhan yang
dicantumkan dalam susastra hindu seperti pemujaan kepada Sri Ganesha yang dibali
dikenal sebagai Bhatara Gana, pemujaan kepada Trimurti (Brahma, Vishnu, dan
Shiva), pemujaan kepada Tri dewi / Tri sakti (Durga,Laksmi,Sarasvati), pemujaan
kepada Sri Rama ataupun Sri Krishna dalam berbagai nama suci dan kemuliaan
beliau.
Kelompok study ini juga melakukan kegiatan tirta yatra
ataupun ritual agni hotra yang bernafaskan Hindu. (jadi sungguh merupakan komentar yang tidak mendasar jika kelompok Sai Baba dikatakan bukan bagian dari agama hindu)
SSG sebagai salah satu dari kelompok spiritual yang ada,
juga sangat jelas mendapat pengayoman dan pengakuan dari lembaga tinggi umat
hindu (PHDI) dalam surat pernyataannya bernomor : 26/Perny/I/PHDIP/1994. yang
mana dikuatkan juga oleh piagam penghargaan dari Departemen Agama RI, Dirjen
bimas Hindu dan Budha atas pengabdian kelompok Sai Study Group ini dalam
ikut membantu peningkatan bidang sosial keagamaan di negara Indonesia.
Jay Sai Ram.. Bhagavan Sri Sathya Sai Baba ada Sad Guru, Guru Kebenaran.. Sang Avatara Kaliyuga... Let's humble to His Lotus Feet.. Sairam
BalasHapus