Rabu, 24 April 2013

Bukti Baba tidak pernah meninggalkan bhakta-Nya



Om Sri Sairam, Dear Sai Brothers and sisters, Hari ini kita memperingati hari dan momentum Mahasemadi Bhagavan Sri Sathya Sai Baba yang telah menanggalkan wujud phisik-Nya sebagai Sri Sathya Sai untuk selanjutnya mengenakan pakaian baru dalam wujudnya sebagai Prema Sai Baba.
Mengenang kejadian 2 tahun lalu tepatnya tanggal 24 April 2011, pastinya akan ada banyak sekali cerita dan kisah para bhakta yang amat membangkitkan rasa bhakti dalam hati kita sebagai pengikut beliau. Rasa keterikatan akan kasih sayang Sang Avatar yang begitu melimpah membuat kita serasa tak kuat berdiri untuk mendapati kenyataan bahwasannya Beliau telah mengakhiri karir keavataraannya lebih cepat dari apa yang diprediksikan semula. Tapi siapakah diantara kita yang bisa mengetahui ataupun mengerti secara pasti tentang rencana Ilahi Beliau? Kita hanya diwajibkan bermain sebaik-baiknya dalam drama kehidupan duniawi ini dengan tetap awas akan petunjuk beliau dari belakang layar. Sai adalah sang Sutradara, Ia adalah orang tua yang begitu lembut dan penuh pengorbanan terhadap anak-anak-Nya. pengorbanan paling fatal yang bahkan harus dilakoni-Nya sampai akhir cerita beliau menggunakan badan fisik-Nya. 

Kita mungkin masih ingat bagaimana keadaan dunia pada bulan april itu dan bagaimana pula kesehatan Svami yang terus memburuk, apalagi ketika terjadinya gempa berkekuatan 7,8 Scr yang mengguncang Fukushima Jepang dan yang mana akhirnya menimbulkan bencana Tsunami dahsyat, yang bahkan menurut BMKG yang memonitoring peristiwa itu mengindikasikan bahwa gelombang air bah itu akan sampai kepada perairan Indonesia. Berita di Media tak urung membuat masyarakat di Indonesia khawatir dan was-was. Namun apa yang terjadi sesudahnya..? hempasan gelombang itu ternyata sudah melemah sebelum mencapai kepulauan Indonesia. What happened? Alasan dari segi ilmu pengetahuan mungkin bisa menjawab pertanyaan itu, tetapi jika kita tarikkan sebuah benang merah dari pernyataan Bhagavan kepada salah salah seorang bhakta-Nya sebagaimana dirilis dalam postingan Bro Purnawarman berikut ini :
"Saya ingin berbagi suatu pengalaman. Waktu itu tanggal 28 Maret 2011. Kami mendapat berita bahwa lewat tengah hari, Swami dimasukkan ke Super Speciality Hospital karena tekanan darah rendah dan ada cairan dalam paru-paru. Kami semua cemas dan terus berdoa.         
Seakan-akan sebagai tanggapan atas doa kami, malam itu kami mendapat pesan dari seorang mantan siswa yang tinggi tingkat spiritualnya dan sekarang tinggal di Chennai.
Ceritanya, ia akan menyelenggarakan yajna untuk kesehatan Swami karena putranya yang bersekolah di S.D. Prashanti Nilayam telah memberi tahu sang ayah bahwa kesehatan badan Swami buruk.     
Hari itu juga, tanggal 28 Maret 2011, pukul 6 sore, Swami muncul di rumahnya dan berkata, "Aku telah mengalihkan pada diri-Ku, suatu bencana alam dahsyat yang akan menimpa India, Australia, dan lain-lain ( Swami menyebutkan beberapa negara lain, tetapi Bapak Asrama yang menerima telepon itu lupa ). Karena itu, yajna-mu tidak akan memperbaiki kesehatan-Ku. Aku telah mengalihkan pengaruhnya yang dahsyat ke diri-Ku untuk menyelamatkan para bakta-Ku.        
Bila engkau ingin agar kesehatan-Ku membaik, lantunkan ( mantra ) Rudram."
Setelah berkata demikian, Swami lenyap. ( Sungguh mukjizat yang suci karena semua orang mengira bahwa Swami berada di rumah sakit, tetapi kejadian ini membuktikan bahwa Beliau ada di segala tempat pada saat yang sama ).
Pesan ini disampaikan kepada kami pada pukul 8 malam itu juga.
Hanya kami para siswa dan orang itulah yang mengetahui mengapa badan Swami menjadi sakit.

Kami semua sangat terperanjat dan bersyukur kepada Ibu Sai yang tidak hanya telah menyelamatkan kami dan orang tua kami dari bencana, tetapi juga seluruh negara-negara tersebut. Kami tidak mampu berkata apa-apa.
Seakan-akan untuk membuktikan hal ini, terjadi satu peristiwa lain.
Salah seorang siswa kelas kami menceritakan kejadian ini kepada ibunya, dan sang ibu memberi tahu temannya, seorang wanita yang tinggi tingkat spiritualnya dan biasa bercakap-cakap dengan Swami dalam meditasinya. Wanita itu bertanya kepada Swami, mengapa Beliau telah melakukan hal itu, tetapi Swami tidak memberikan jawaban.        
Akhirnya pada malam tanggal 3 April, Swami muncul dalam mimpinya dan memberi tahu wanita itu bahwa besok Beliau akan memperlihatkan ( sebabnya ) kepadanya. Akhirnya tibalah tanggal 4 April. Pada sore hari wanita itu bermeditasi dan bertanya kepada Swami, mengapa Beliau telah mengalihkan bencana itu kepada diri Beliau. Swami menjawab, "Akan Kuperlihatkan kepadamu. Akan Kuperlihatkan kepadamu sekarang ini juga."

Wanita itu membuka mata. Rupanya keluarganya sudah menyalakan TV dan tayangan berita sedang berlangsung. Inilah berita yang ditayangkan.
"Pada pukul 5.02 sore hari ini ( 4 April 2011 ), gempa bumi berkekuatan 5,4 menimpa perbatasan India dengan Nepal, dan gempa bumi berkekuatan 6,7 menimpa Jawa. Sungguh ajaib, tidak ada korban jiwa, tidak ada yang luka, atau rumah yang rusak."     

Tepat pada pukul 5 sore tanggal 4 April 2011 itulah Dr. Safaya ( direktur Super Speciality Hospital ) menyampaikan buletin yang menyatakan bahwa semua organ vital di tubuh Swami tidak berfungsi. Ini berarti secara medis tubuh Beliau wafat ( Swami telah meninggalkan raga Beliau ).
Kami semua terperanjat.        

Wanita itu lalu mengerti mengapa Swami telah mengambil alih dampak bencana itu. Sesudah Beliau ambil alih, Beliau perlihatkan sebagian kecil dari bencana hebat yang seharusnya terjadi. Seandainya tidak Beliau ambil alih, pasti akan terjadi korban jiwa dan kerugian yang sangat besar.
Pernyataan ini mungkin tidak cukup meyakinkan bagi mereka yang masih memiliki sifat iri dan antipati dengan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba sehingga betapapun besar pengorbanan yang telah beliau lakukan, orang orang seperti itu tidak bisa menyatakan rasa penghargaan dan terima kasihnya kepada ibu jagat raya ini. jaman dulu Yesus juga melakukan hal yang sama dengan mengorbankan diri-Nya untuk disiksa dan dipancung di kayu salib demi untuk melindungi dan menebus dosa-dosa pengikutnya. Namun begitu masih saja ada orang-orang  yang bahkan menyangsikan keIlahian beliau. Demikian halnya ketika Bhagavan Sri Sathya Sai Baba mengulang drama Ilahinya 2 tahun yang lalu. Tapi apapun itu, kita sebagai pengikut beliau harusnya memiliki keyakinan yang kuat dan teguh bahwasannya Beliau tidak pernah pergi meninggalkan bhakta-Nya. He is omnipresent. Salah satu bukti yang bisa menguatkan keyakinan ini adalah Leela Bhagavan yang terjadi beberapa pekan lalu di  di Sai Mandir, yg terletak 10 km sebelum kota Ooty ( kota tempat peristirahatan di Pegunungan Nilgiris ), dan 80 km dari Coimbatore.
berbagai "permainan" Swami.

Tempat tidur Bhagavan tampak baru habis dipakai
serbuk kumkum
 2)
Serbuk kumkum muncul lantai di pintu depan altar utama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar