Om
Sri Sairam, Dear
Sai Brothers and sisters, Hari ini kita memperingati hari dan momentum Mahasemadi
Bhagavan Sri Sathya Sai Baba yang telah menanggalkan wujud phisik-Nya sebagai
Sri Sathya Sai untuk selanjutnya mengenakan pakaian baru dalam wujudnya sebagai
Prema Sai Baba.
Mengenang
kejadian 2 tahun lalu tepatnya tanggal 24 April 2011, pastinya akan ada banyak
sekali cerita dan kisah para bhakta yang amat membangkitkan rasa bhakti dalam
hati kita sebagai pengikut beliau. Rasa keterikatan akan kasih sayang Sang
Avatar yang begitu melimpah membuat kita serasa tak kuat berdiri untuk
mendapati kenyataan bahwasannya Beliau telah mengakhiri karir keavataraannya
lebih cepat dari apa yang diprediksikan semula. Tapi siapakah diantara kita
yang bisa mengetahui ataupun mengerti secara pasti tentang rencana Ilahi
Beliau? Kita hanya diwajibkan bermain sebaik-baiknya dalam drama kehidupan
duniawi ini dengan tetap awas akan petunjuk beliau dari belakang layar. Sai
adalah sang Sutradara, Ia adalah orang tua yang begitu lembut dan penuh
pengorbanan terhadap anak-anak-Nya. pengorbanan paling fatal yang bahkan harus
dilakoni-Nya sampai akhir cerita beliau menggunakan badan fisik-Nya.
Kita
mungkin masih ingat bagaimana keadaan dunia pada bulan april itu dan bagaimana
pula kesehatan Svami yang terus memburuk, apalagi ketika terjadinya gempa
berkekuatan 7,8 Scr yang mengguncang Fukushima Jepang dan yang mana akhirnya
menimbulkan bencana Tsunami dahsyat, yang bahkan menurut BMKG yang memonitoring
peristiwa itu mengindikasikan bahwa gelombang air bah itu akan sampai kepada
perairan Indonesia. Berita di Media tak urung membuat masyarakat di Indonesia khawatir
dan was-was. Namun apa yang terjadi sesudahnya..? hempasan gelombang itu
ternyata sudah melemah sebelum mencapai kepulauan Indonesia. What happened? Alasan
dari segi ilmu pengetahuan mungkin bisa menjawab pertanyaan itu, tetapi jika
kita tarikkan sebuah benang merah dari pernyataan Bhagavan kepada salah salah
seorang bhakta-Nya sebagaimana dirilis dalam postingan Bro Purnawarman berikut ini
:
"Saya ingin berbagi suatu pengalaman. Waktu itu
tanggal 28 Maret 2011. Kami mendapat berita bahwa lewat tengah hari, Swami
dimasukkan ke Super Speciality Hospital karena tekanan darah rendah dan ada
cairan dalam paru-paru. Kami semua cemas dan terus berdoa.
Seakan-akan sebagai tanggapan atas doa kami, malam itu kami mendapat pesan dari
seorang mantan siswa yang tinggi tingkat spiritualnya dan sekarang tinggal di
Chennai.
Ceritanya, ia akan menyelenggarakan yajna untuk
kesehatan Swami karena putranya yang bersekolah di S.D. Prashanti Nilayam telah
memberi tahu sang ayah bahwa kesehatan badan Swami buruk.
Hari itu juga, tanggal 28 Maret 2011, pukul 6 sore, Swami muncul di rumahnya
dan berkata, "Aku telah mengalihkan pada diri-Ku, suatu bencana alam
dahsyat yang akan menimpa India, Australia, dan lain-lain ( Swami menyebutkan
beberapa negara lain, tetapi Bapak Asrama yang menerima telepon itu lupa ).
Karena itu, yajna-mu tidak akan memperbaiki kesehatan-Ku. Aku telah mengalihkan
pengaruhnya yang dahsyat ke diri-Ku untuk menyelamatkan para bakta-Ku.
Bila engkau ingin agar kesehatan-Ku membaik, lantunkan ( mantra ) Rudram."
Setelah berkata demikian, Swami lenyap. ( Sungguh mukjizat yang suci karena
semua orang mengira bahwa Swami berada di rumah sakit, tetapi kejadian ini
membuktikan bahwa Beliau ada di segala tempat pada saat yang sama ).
Pesan ini disampaikan kepada kami pada pukul 8 malam itu juga.
Hanya kami para siswa dan orang itulah yang mengetahui mengapa badan Swami
menjadi sakit.
Kami semua sangat terperanjat dan bersyukur kepada Ibu Sai yang tidak hanya
telah menyelamatkan kami dan orang tua kami dari bencana, tetapi juga seluruh
negara-negara tersebut. Kami tidak mampu berkata apa-apa.
Seakan-akan untuk membuktikan hal ini, terjadi satu peristiwa lain.
Salah seorang siswa kelas kami menceritakan kejadian ini kepada ibunya, dan
sang ibu memberi tahu temannya, seorang wanita yang tinggi tingkat spiritualnya
dan biasa bercakap-cakap dengan Swami dalam meditasinya. Wanita itu bertanya
kepada Swami, mengapa Beliau telah melakukan hal itu, tetapi Swami tidak
memberikan jawaban.
Akhirnya pada malam tanggal 3 April, Swami muncul dalam mimpinya dan memberi
tahu wanita itu bahwa besok Beliau akan memperlihatkan ( sebabnya ) kepadanya. Akhirnya tibalah tanggal 4 April. Pada sore
hari wanita itu bermeditasi dan bertanya kepada Swami, mengapa Beliau telah
mengalihkan bencana itu kepada diri Beliau. Swami menjawab, "Akan
Kuperlihatkan kepadamu. Akan Kuperlihatkan kepadamu sekarang ini juga."
Wanita itu membuka mata. Rupanya keluarganya sudah menyalakan TV dan tayangan
berita sedang berlangsung. Inilah berita yang ditayangkan.
"Pada pukul 5.02 sore hari ini ( 4 April 2011 ), gempa bumi berkekuatan
5,4 menimpa perbatasan India dengan Nepal, dan gempa bumi berkekuatan 6,7
menimpa Jawa. Sungguh ajaib, tidak ada korban jiwa, tidak ada yang luka, atau
rumah yang rusak."
Tepat pada pukul 5 sore tanggal 4 April 2011 itulah Dr. Safaya ( direktur Super
Speciality Hospital ) menyampaikan buletin yang menyatakan bahwa semua organ
vital di tubuh Swami tidak berfungsi. Ini berarti secara medis tubuh Beliau
wafat ( Swami telah meninggalkan raga Beliau ).
Kami semua terperanjat.
Wanita itu lalu mengerti mengapa Swami telah mengambil alih dampak bencana itu.
Sesudah Beliau ambil alih, Beliau perlihatkan sebagian kecil dari bencana hebat
yang seharusnya terjadi. Seandainya tidak Beliau ambil alih, pasti akan terjadi
korban jiwa dan kerugian yang sangat besar.
Pernyataan ini
mungkin tidak cukup meyakinkan bagi mereka yang masih memiliki sifat iri dan
antipati dengan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba sehingga betapapun besar
pengorbanan yang telah beliau lakukan, orang orang seperti itu tidak bisa
menyatakan rasa penghargaan dan terima kasihnya kepada ibu jagat raya ini.
jaman dulu Yesus juga melakukan hal yang sama dengan mengorbankan diri-Nya
untuk disiksa dan dipancung di kayu salib demi untuk melindungi dan menebus
dosa-dosa pengikutnya. Namun begitu masih saja ada orang-orang yang bahkan menyangsikan keIlahian beliau. Demikian
halnya ketika Bhagavan Sri Sathya Sai Baba mengulang drama Ilahinya 2 tahun
yang lalu. Tapi apapun itu, kita sebagai pengikut beliau harusnya memiliki
keyakinan yang kuat dan teguh bahwasannya Beliau tidak pernah pergi
meninggalkan bhakta-Nya. He is omnipresent. Salah satu bukti yang bisa
menguatkan keyakinan ini adalah Leela Bhagavan yang terjadi beberapa pekan lalu
di di Sai Mandir, yg terletak 10 km sebelum kota
Ooty ( kota tempat peristirahatan di Pegunungan Nilgiris ), dan 80 km dari
Coimbatore.
berbagai
"permainan" Swami.
Tempat tidur Bhagavan tampak baru habis dipakai |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar