Rabu, 24 April 2013

Kenapa sembahyangan di Sai Baba seperti di Gereja.




Pernyataan :

KENAPA CARA PERSEMBAHYANGAN DI KELOMPOK SAI BABA LEBIH BANYAK TERDENGAR NYANYIANNYA DARIPADA MANTRAMNYA SEHINGGA LEBIH TERKESAN SEPERTI KELOMPOK BERNYANYI SEPERTI GEREJA, DARIPADA KELOMPOK STUDY ?

Tanggapan :
Untuk dapat mendirikan sebuah bangunan yang baik, tentu dasar atau fondasinya harus dikuatkan dulu. Sebab bagaimanapun indah dan megahnya sebuah bangunan tetapi jika fondasinya rapuh tentu bangunan itu juga akan ambruk, namun fondasi yang kuat jika tidak diisi bangunan juga tidak akan mempunyai keindahan apa-apa oleh karena itu kedua hal ini tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Bhajan atau menyanyikan kidung-kidung suci yang sarat dengan nama dan kemulian suci Tuhan merupakan fondasi atau dasar bagi para sadhaka dalam mendirikan spiritual yang lebih mantap karena dengan melatih lidah dan pikiran guna menyuarakan keindahan nama Tuhan, ia akan dapat digiring untuk menghindari beberapa jenis kesalahan besar yang seringkali dilakukan oleh lidah seperti misalnya kebiasaan berbohong, berbicara kasar dan  berlebihan, membicarakan kejelekan orang lain (gossip) serta melakukan fitnah. Dengan bhajan, pikiran akan lebih dapat diarahkan kepada objek yang benar daripada menjadi pelayan bagi kesepuluh inderanya yang seringkali justru membikin kehancuran diri sendiri. Puji-pujian terhadap Leela dan nama suci Tuhan sengaja dikemas dalam bentuk nyanyian karena nyanyian merupakan ungkapan perasaan seseorang. Dan seringkali dipakai untuk mewakili perasaan itu kepada yang lain. Selain itu, nyanyian juga bisa dilagukan oleh siapa saja, baik orang tua, remaja, bahkan anak kecil sekalipun. Ia tidak terpengaruh oleh gender, status sosial, agama, dll. Semua orang menyukai musik atau nyanyian bahkan kita tahu sendiri bahwa beberapa atribut yang dibawa oleh dewa dewi hindu juga berupa alat musik seperti Tuhan Sri Krishna yang membawa seruling, Dewi Sarasvati membawa Vina, Dewa Shiva yang membawa Mrdangga, begitu halnya Dewarsi Narada.

Bhajan atau nyanyian ketuhanan yang ada di kelompok spiritual hampir sama dengan kekidungan atau kekawin di bali bedanya hanya pada canda lagu dan isi kidung suci itu sendiri. Kalau kekawin di bali lebih banyak mengungkapkan situasi atau penggambaran dari keadaan sesuatu dengan aneka pesannya yang kadang tersembunyi, tetapi pada lagu bhajan sengaja dibuat dengan menyebut nama-nama suci Tuhan secara utuh dan kadang bukan merupakan rangkaian kata-kata untuk menyampaikan pesan atau petuah dalam bentuk kalimat maupun dialog. Atas dasar hal itu pula kidung-kidung suci dikemas dalam bentuk nyanyian agar semua orang bisa menikmati sari keindahan dari keagungan nama Tuhan tersebut. Jadi manfaat sembahyang bisa dirasakan bersama-sama karena semua yang hadir bisa mengungkapkan perasaannya langsung kepada yang dipuja dan bukan lagi melalui perantara. Semua orang akan diliputi suka cita karena tahu dan mengerti apa yang dilagukannya.

“ Tidak ada praktek spiritual yang lebih berharga daripada pengulang-ulangan nama suci Tuhan pada jaman ini. Siapapun juga baik yang kaya atau miskin, golongan terpelajar atau bahkan mereka yang buta huruf akan mampu melakukannya. Ingatlah selalu nama Rama sampai saat menjelang kematianmu. Nyanyikanlah kemuliaan Tuhan dan perolehlah rahmat keselamatan darinya (Bhagavan Sathya Narayana dalam Sanatana sarathi.1995). 

Bhajan yang merupakan dasar / fondasi spiritual pada akhinya memang kurang kelihatan tapi tetap berfungsi sebagai pilar utama yang menopang bangunan. Seperti halnya fondasi rumah yang akhirnya ditimbun tanah dan tidak kelihatan saat bangunannya mulai didirikan. Demikian halnya para sadhaka tidak berhenti pada tingkat bhajan saja. Karena ada 2 bidang lainnya yang digerakkan oleh organisasi yakni bidang pendidikan dan pelayanan. Jikalaupun selama ini terkesan bahwa kegiatan persembahyangannya hanya menyanyikan nama suci Tuhan saja, itu hanyalah sebuah rutinitas yang porsinya memang lebih banyak dan lebih merupakan penggambaran luar saja karena jikalau kita mau melihat ke dalam, sesungguhnya masih ada acara tambahan lain seusai kegiatan bhajan seperti misalnya ; Sharing, pelajaran Bhagavad Gita, Dharma wacana, ataupun kegiatan Study circle.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar