Senin, 22 April 2013

Benarkah Tuhan bisa dilihat dalam wujud Sai Baba?



Pernyataan :
 
BENARKAH TUHAN ITU ADA DAN BISA DILIHAT OLEH MANUSIA ? NYATANYA BEBERAPA ILMUAN YANG TELAH MELAKUKAN PERJALANANNYA KELUAR ANGKASA TIDAK PERNAH MENJUMPAI TUHAN DISANA.



Tanggapan :


Beginilah salah satu dampak kemajuan IPTEK di jaman modern yang jika tidak dimaknai dengan benar sehingga menghantarkan manusia pada jenis kesombongan yang paling berat, menganggap bahwa manusia dengan akal pikirannyalah yang sedang menentukan nasib dunia. Kita bisa melihat bahwa di negara-negara yang teknologinya telah maju, banyak ditemukan orang Atheis, yang tidak percaya dengan apa yang disiratkan dalam kitab-kitab suci agamanya dan bahkan sampai tidak mengakui keberadaan Tuhan, hanya karena mereka tidak bisa membuktikan secara kasat mata atau menurut pengetahuan logika mereka bahwa Tuhan memang ada. 
Hal ini hampir sama dengan orang yang menyangkal bahwa tidak ada minyak di dalam buah kelapa hanya karena ia tidak melihat wujud minyak secara langsung dalam buah itu. Tapi kebenarannya apakah minyak memang tidak ada? Coba ia mau melakukan sedikit usaha dengan memarut kelapa itu, memeras airnya kemudian merebusnya, tentu minyak itu akan tampak karena buah kelapa memang mengandung minyak, dan minyak ada dalam buah kelapa. Inilah kebenarannya. Hal yang sama juga dapat dijelaskan dengan analogi sebuah gelombang siaran di udara. Bagi orang yang tidak mau melakukan usaha untuk menghidupkan TV, lalu mengarahkan antena pada frekwensi yang benar, tentu akan menyangkal bahwa tidak ada gelombang siaran di udara karena mata kasat mereka tidak mampu melihatnya. Tapi kebenarannya adalah bahwa gelombang siaran itu memang ada jika kita mau mencarinya. Sama dengan keberadaan Tuhan, God, Supersoul, atau nama apapun yang kita sukai untuk memanggil beliau, kesempurnaan beliau tidak akan bisa dipahami oleh indera manusia yang tidak sempurna apalagi jika kita tidak pernah mengarahkan antena pikiran kita pada frekwensi yang benar tentang keberadaan beliau yang sebenarnya sangat dekat dan berada di sekitar kita. Contohnya siapakah yang memerintahkan jantung agar memompa darah keseluruh bagian tubuh sehingga manusia bisa hidup, siapakah yang mengikat lautan agar tidak menyerbu daratan padahal setiap hari ia dipenuhi air dari berbagai sungai. Siapakah yang merancang sistem tubuh ini agar bisa melihat, mendengar, merasakan, dan lain sebagainya. Apakah dengan kepintarannya manusia mampu melakukan hal itu. Walaupun sekarang sudah bisa diciptakan robot yang bisa berjalan dan menari serta bekerja menurut perintah manusia, tetapi kemampuan robot itupun terbatas dan tetap tidak bisa memiliki rasa ataupun mampu berketurunan layaknya robot yang diciptakan Tuhan dengan nama mahluk hidup.
Alam adalah perpustakaan yang paling besar dimana kita bisa belajar tentang kemaha kuasaan Tuhan dan menyadari bahwa kita sebenarnya terlalu kecil dihadapan beliau. Andai saja kita berdiri diantara beberapa orang, kita bahkan sering sudah tidak terlihat. Coba jika dilihat dari puncak menara, kita bahkan akan tampak hanya sebesar gundukan batu, dan jika dilihat dari jarak yang lebih tinggi lagi dengan memakai pesawat, kita akan kelihatan tidak lebih dari seonggok debu. Bayangkan manusia di hadapan Tuhan yang Maha besar yang seluruh alam semesta ini saja hanya berada di bawah telapak kaki-Nya ( Tuhan sebagai Vamana Avatara menempatkan langkah kaki pertama-Nya memenuhi seluruh jagat raya ). Jadi alangkah angkuh dan sombongnya jika manusia berani menyangkal keberadaan beliau. Namun inilah kenyataannya bahwa manusia modern lebih cenderung mempergunakan logikanya yang terbatas sebagai alat untuk mengukur  kebesaran Tuhan yang tiada batas sehingga manusia tumbuh menjadi pribadi congkak.


 






5 komentar:

  1. Jawaban apakah tuhan bs dilihat dlm wujud sai baba nya man?

    BalasHapus
  2. Hal ini tidak bisa dijelaskan secara ilmiah semata. sebab ibaratnya orang ingin menjelaskan rasa manis pada gula. maka bagaimana kita bisa menjelaskan secara ilmiah bagaimana itu rasa manis. cara satu-satunya yang bisa dipakai adalah pengalaman. taruhlah gula di lidahmu, maka engkau akan tahu rasa manis itu seperti apa dan bagaimana. sama halnya dgn pertanyaan anda. ini hanya bisa didapat dari sebuah pengalaman. banyak orang yang telah melihat beliau sebagai Yesus, Rama, Krishna, Mesiah, dll. apakah anda akan mempercayainya ? Belum tentu bukan, that's why. panggil dan bermeditasilah kepadanya dgn keyakinan maka jawaban atas keraguan anda akan segera terjawab. Wasalam... Sairam.

    BalasHapus
  3. Kenalilah dirimu niscaya engkau akan mengenal Penciptamu!

    Ambilah sebuah buku tulis dan pena lalu tulislah dengan akurat setiap pikiran yang terlintas diotak kita, perasaan-perasaan yang terpapar, kata-kata hati yang terbesit dan gerakan-gerakan yang sengaja atau tidak sengaja yang terjadi secara rinci, akurat dan mendetail dalam 5 menit yang lalu dan 5 menit kedepan !

    Jawabnya : tidak bisa dan tidak tahu! Kenapa ? Bagaimana kalau menulis secara rinci semuanya dari semenjak lahir hingga wafat nanti?  Lalu makhluk mana kira-kira yang kita anggap bisa dan tahu (tentang itu), baik pada dirinya dan pada semua makhluk-makhluk yang ada baik pada masa lalu, saat ini dan kedepan?

    Jika setiap makhluk tidak mampu menulis secara mendetail rinci dan akurat setiap pikiran-pikiran yang terlintas, kata-kata hati yang terbesit, perasaan-perasaan yang terpapar, gerakan-gerakan yang terjadi pada dirinya sendiri baik masa yang lalu maupun yang depan? Bagaimana dengan Allah Swt Pencipta setiap makhluk-mahkluk itu, Mungkinkah DIA itu juga tidak tahu menahu?

    Jika begitu anggapannya jadi siapa yang tau persis (tentang itu semua secara rinci dan mendetail) dan yang mengendalikan segala mahkluk hidup dan segala sesuatu didalam semesta ini? Milik siapakah segala-galanya  itu, selain Allah Swt? Apakah kelebihan manusia-manusia padahal tidak tau semua yang telah terjadi dan yang akan terjadi pada dirinya sendiri selain kesesatan,  ketidaktahuan dan kesombongan?

    Pikirlah sejenak Jika ternyata hanya Allah Swt itu yang sesungguhnya mengetahui secara mendetail segala pikiran, perasaan, katahati dan gerakan kita,  baik yang dimasa lalu maupun kedepan , maka pikirkanlah, renungkanlah!, bagaimana dekatnya Allah Swt itu kepada kita?

    Dimanakah kita bisa sembunyi tanpa diketahuiNYA? atau kemanakah kita menghadap tanpa diketahuiNYA? Apa yang bisa kita sembunyikan dariNYA? Atau Apa yang bisa kita sombongkan dihadapanNYA? Apa yang akan terjadi atas kita dan segala sesuatunya yang tidak diketahuiNYA terlebih dahulu? Atau Siapakah yang bisa menolong kita tanpa ada IjinNYA terlebih dahulu?

    Jika saudara bisa “merasakannya” atas ijin Allah Swt, Inilah “Cahaya Hakikat Iman Yang Sejati! Terasa dekatnya tidak terucapkan bahkan “Tak terukur”, dan jauhnya juga tak terhingga “ Tak terjangkakan”! Dan tidak ada keimanan yang lebih tinggi dari ini, yang bisa lebih mendekatkankan kita lagi kepada Allah selain nanti bertemu dengan Allah swt kelak di akhirat itupun jika kita termasuk orang yang beruntung, yaitu orang-orang yang patuh dan setia kepadaNYA tanpa mensekutukanNYA dengan satu apapun serta sungguh-sungguh mencintai dan merindukan untuk bertemu denganNYA kelak. 
    Atau Adakah orang-orang yang lebih dungu dan sesat lagi dari pada orang-orang yang membenci dan memusuhi  Penciptanya sendiri? Tidakkah kita bisa lihat bahwa mereka tengah menganiaya dan menyiksa-nyiksa dirinya sendiri?

    Jika saja kita mau sedikit berpikir maka kita sadar dan betapa lemahnya kita demikian juga dengan makhluk semuanya , maka salahkah kita jika “menyerah, berserah diri” kepada Allah Swt Pencipta kita dan alam semesta ini yang mengetahui apa yang ada dibelakang “ semua yang telah terjadi dan kedepan “ yang akan terjadi” atas kita dan semua ciptaanNYA, seraya bersyukur dan bersabar atas semua ketetapanNYA dengan tetap mengabdi dan meminta PertolonganNYA?

    BalasHapus
  4. Menjadi cerdaslah! Dengan berpikir kenapa kita bisa berpikir? Demikian juga dengan seluruh manusia? dan Dimana tercatat dan tersimpan semua pikiran-pikaran  itu jika kita lupa atau otak kita sudah jadi tanah atau abu? dan Dimana pula perbendaharaan pikiran-pikiran, ide-ide, ilmu-ilmu pengetahuan itu  itu sebelum terlintas diotak-otak manusia selama ini padahal sebelumnya mereka-mereka tidak tau menahu?

    Jika saudara bisa menghayati bacaan ini, dan mendapat Bimbingan “Cahaya dari Allah, Insya Allah saudara akan paham tentang semua yang terjadi dimuka bumi ini, dan tidak ada tanya lagi kenapa? dan mengapa? dan pahamlah saudara makna kalimat Laa illaha Illallah = Tidak.ada Penguasa "Yang Kuasa" Kecuali Allah ! Dengan mengimani ini maka tidak ada khawatiran dan duka  yang tak berujung,

     Dan selanjutnya dengan akidah dan keimanan ini Insya Allah saudara akan lebih tenang, sabar, dan syukur sebab apapun keadaan  kita pastilah itulah yang terbaik bagi kita saat ini dan kedepan Insya Allah   saudara akan lebih mengerti dan lebih paham  ketika anda berdialog dengan Allah Swt via Al Qur’an, dan juga mengerti  tujuan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw, dan ungkapan-ungkapan keimanan dan kerinduan orang-orang takwa yang terdahulu! Sebab tidak mugkinlah Allah Swt dan Nabi Muhammad menyuruh sesuatu yang tidak ada maksud dan tujuannya, Pastilah sesuatu yang baik untuk kemaslahatan, sebagai pangkal hidup bahagia didunia, bahagia diakhirat dan selamat dari api neraka dan segala siksaan! Dan selanjutnya lagi Allah lah yang akan membimbing kepada orang yang DIA kehendaki!

    Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah paling mengetahui segala sesuatu. (QS.

    Wasalam.

    BalasHapus
  5. Dalam setiap agama, hampir semua berisikan Ayat, Bait, Mantram, atau sejenis kalimat yang menyerukan adanya Satu kepribadian tunggal yang disebut Tuhan. tujuannya tentu saja adalah untuk memagari benteng keimanan umatnya agar tidak goyah dan berpaling ke lain hati. statement itu juga menanamkan keyakinan yang kuat bahwa apa yang telah mereka yakini adalah sesuatu yang benar (Setidaknya menurut kitab suci agama masing-masing). bahkan untuk membentengi umat, ada banyak cara-cara yang kurang elegant juga dilakukan melalui tafsir sendiri misalkan dengan merendahkan atau menjelekkan keyakinan orang lain. pun dengan menakuti umat dengan hal-hal menakutkan secara duniawi maupun akherat jika sampai meninggalkan keyakinan yang telah dipeluknya saat itu.
    oleh karena itulah pernyataan Satu-satunya Juru selamat, Laillahailallah juga ada dlm keyakinan hindu khususnya pd Kitab Narayana Upanisad. yang berbunyi EKO NARAYANAD NA DWITYO ASTI KASCIT - HANYA ADA SATU TUHAN. IA YANG DIPANGGIL DENGAN NARAYANA. DAN SAMA SEKALI TIADA DUANYA. oleh karena itulah, maka kita harus belajar untuk bisa memahami kebenaran mutlak dari banyak sisi. dan bukan hanya dari sudut pandang agama dan keyakinan kita saja.
    dalam ajaran Sanatana Dharma yang merupakan cikal bakal agama Hindu, tidak ada pelarangan bagi siapapun untuk meyakini Tuhan dalam nama dan rupa yang berbeda. sebab Tuhan memang segalanya dan maha kuasa. jika karena kecongkakan kita lalu beranggapan bahwa TUhan hanyalah bernama ini saja sedangkan yang lainnya adalah palsu / tidak benar sehingga harus kita hakimi sbg orang kafir. ini secara tidak langsung telah melewati batas karena telah membatasi kekuasaan Tuhan. (Om Shanti OM)

    BalasHapus