Selasa, 23 April 2013

Hyang Vidhi nama Tuhan umat Hindu.



Pernyataan :

NAMA TUHAN RESMI ORANG HINDU ADALAH IDA SANG HYANG VIDHI VASA, LALU JIKA MEMANG KELOMPOK SAI BABA MERUPAKAN BAGIAN DARI AGAMA HINDU, KENAPA MEREKA TIDAK MEMAKAI NAMA TUHAN HINDU ITU.

Tanggapan :
Perlu diketahui bahwa sebutan Ida sang Hyang Vidhi Vasa bagi sebagian besar umat hindu di Nusantara, dan Bali pada khususnya adalah nama sekunder yang dipakai untuk menamai Tuhan yang tidak bisa dibatasi oleh nama dan wujud tertentu. Nama Ida Sang Hyang Vidhi Vasa, tidak populer di kalangan umat hindu di luar indonesia, bahkan kalangan hindu etnis India yang ada di indonesia-pun jarang yang memakai gelar tersebut, karena mereka lebih mengenal nama-nama primer / utama Tuhan seperti apa yang disebutkan dalam hukum tertinggi Veda seperti nama suci “Brahman, Narayana, Hari, Hara, Shiva, Rama, Govinda ataupun Krishna.”. adapun beberapa susastra yang bisa dijadikan acuan terhadap hal ini seperti misalnya : 

Bhagavata Purana 12.3.51
Kaler dosa nidhe radjan  // Asti eko mahan huna
Kritandad eva Krishnatsya  //   Muktah sangah param Vrajet
(Walaupun jaman Kali dipenuhi dengan kegiatan berdosa, namun jaman Kali juga memiliki satu sifat baiknya, yakni hanya dengan melantunkan nama-nama suci Krishna dengan bhajan atau sankirtan, seseorang bisa dibebaskan dari lautan samsara dan mencapai Mukti )

Bhagavata Purana 12.3.52
Krta yad dhyayanto Vishnum   //   Tretayam yajato makhaih
Dvapare pari caryayam   //   Kalau tad Hari kirtanad
( Hasil apapun yang dicapai seseorang dengan melakukan meditasi kepada Sri Vishnu pada jaman Satya / Krta yuga, dengan melakukan berbagai yajna atau korban suci pada jaman Treta dan dengan melakukan pemujaan kepada Arca Vigraha Tuhan pada jaman Dvapara, maka hasil yang sama akan dicapai pada jaman Kali ini hanya dengan mengucapkan nama-nama suci Sri Hari (Tuhan )

Srimad Bhagavatam. 1.3.28
Ete Camsa – Cala pumas   //   Krsnah tu bhagavan svayam
Indrari – vyakulam lokam  //  Mrdayanti yuge-yuge
(Segala daftar penjelmaan Tuhan YME yang dikemukakan disini adalah bagian-bagian yang berkuasa penuh atau bagian-bagian dari yang berkuasa penuh dari Tuhan. tetapi Sri Krishna adalah Tuhan YME itu sendiri.)

Srimad Bhagavatam 2.5.16
Narayana- paro yoga   //   Narayanad- param tapah
Narayana- param jnanam   //   Narayana- param gatih
(Sesungguhnya segala tujuan dari meditasi dan ilmu kebatinan adalah untuk memahami Tuhan Narayana. Tujuan pertapaan untuk mengerti Narayana. Tujuan mempelajari ilmu pengetahuan adalah untuk mengetahui Narayana dan tujuan dari Moksa adalah untuk mencapai kerajaan Tuhan Narayana.)

Atharva Veda, Gopala tapani Upanisad 1.24
Yo brahmanah vidadhanti  
Purvam yo vai vedams ca gopayati sma Krsnah
(Beliau yang sudah ada sebelum dewa Brahma sendiri diciptakan, yang memberikan pengetahuan Veda dan membebaskan dewa Brahma dari kegelapan )

Atharva Veda - Narayana Upanisad
Atha puruso hai vai Narayana
Kamayata prajah srjeya ity upakramya
(Kepribadian yang paling utama ingin menciptakan para mahluk hidup, demikian Narayana akhirnya menciptakan semua mahluk hidup.)

Atharva Veda - Narayana upanisad
Narayanad brahma jayate
Narayanad prajapatih prajapate
Narayanad indro jayate
Narayanad astau vasavo jayate
Narayanad eka dasa rudra jayante
Narayanad dvadasadityah
(dari Narayana, dewa Brahma dilahirkan, Narayana menciptakan Prajapatih, dari Narayana, dewa Indra diciptakan. Narayana menciptakan delapan Vasu, sebelas Rudra, dan juga dua belas aditya.)

Krsna yajur Veda, Varaha purana
Narayanah paro devas   //   Tasmaj jatas caturmukhah
Tasmad rudro ‘bhavad devah   //   Sa ca sarva-jantam gatah
(Narayana adalah Tuhan yang maha kuasa, dewa Brahma yang berkepala empat dan juga Rudra yang mengetahui segala sesuatu tercipta melalui beliau)

Kitab Brahma samhita 5.1 (puji-pujian dewa Brahma kepada Tuhan Sri Krishna )
Isvarah Parama Krishna // Sat cit ananda Vigraha
anadir adir Govinda // sarva karana karanam
Engkau adalah Tuhan tertinggi wahai Sri Krishna, sumber dari segala pengetahuan, kekekalan, dan kebahagiaan, Engkau yang dikenal juga dengan nama Govinda sebagai sumber dari segala sebab.
Dalam kitab yang sama dari sloka 29 sampai sloka 66, dewa Brahma mengagungkan Sri Krishna dengan nama Govinda (…Govindam adi purusa tam aham bhajami )

Brahma samhita 5.48
Yasyaika-nisvasita-kalam athavalambya   //   Jivanti loma-vila-ja-jagad-anda-nathah
Visnur mahan sa iha yasya kala-viseso   //     Govindam adi purusam tam aham bhajami
(Maha Vishnu adalah penjelmaan dari Sri Krishna di alam fana. Semua alam semesta yang tak terhitung jumlahnya tercipta dan terlebur melalui nafas Sri Krishna. Demikian hamba hanya menyembah Govinda yang merupakan sebab dari segala sebab.)

Bait kedua Mantram Trisandya: yang diambil dari Narayana Upanisad
Om Narayana evedam sarvam
Yad bhutam yasca bhavyam
Niskalanko Niranjana Nirvikalpo
Nirakyatah sudha deva eko
Narayana Na dwityo asti kascit.

Kalisantara Upanisad :
Dewa Brahma menyabdakan kepada Devarsi Narada tentang cara termudah yang dapat dipakai oleh manusia di Jaman Kali untuk  menyebrangi lautan samsara kehidupan adalah dengan mengucapkan secara berulang-ulang tentang kebesaran nama Tuhan yang maha suci. Nama Tuhan yang tersusun dari 16 suku kata yakni :
Hare Krishna Hare Krishna // Krishna Krishna Hare Hare // Hare Rama Hare Rama // Rama Rama Hare Hare.

Pujian Sri Sankaracharya (Guru besar inkarnasi dari Dewa Shiva):
Bhaja Govindam..Bhaja Govindam,
Govindam Bhaja mudha matte, nahe nahe samprapte duskrtya karane
( Wahai orang-orang bodoh, ucapkanlah selalu nama Govinda (Krishna yang berarti memenuhi segala keinginan) karena pengetahuan dunia dan tata bahasa tidak akan mampu menyelamatkanmu dari lautan samsara saat ajalmu tiba.)

Jadi Gelar Tuhan yang berarti Ia yang maha tahu ataupun penguasa pengetahuan (Ida Sang Hyang Vidhi Vasa) adalah sebutan Tuhan Hindu yang hanya ada di Indonesia, Bali pada umumnya. Nama ini kurang dikenal oleh penganut hindu di luar nusantara karena gelar “ Ida Sang Hyang” itu memang hampir jarang ditemukan dalam kitab hukum yang lebih tinggi. Sedangkan kata Vidhi yang urat katanya Vid memang bahasa sansekerta yang berarti Pengetahuan. Demikian halnya dengan kata Vasa. ini dikenal dalam Veda yang berarti “Penguasa”. Penamaan Tuhan hindu dengan gelar Ida Sang Hyang Vidhi Vasa dan juga susunan Mantram Trisandya yang dipergunakan umat hindu di indonesia tidak terlepas dari sejarah perjalanan hindu di Nusantara yang sempat hampir tidak diakui oleh Negara RI karena kurangnya kejelasan tentang syarat-syarat diakuinya kelompok tertentu menjadi sebuah agama resmi di indonesia seperti kejelasan nama Nabi / Rasul / orang suci yang menyampaikan atau mengajarkan agama bersangkutan, adanya kesamaan doa pujian kepada Tuhan, serta adanya nama Tuhan resmi yang diakui dan dipakai oleh seluruh penganut keyakinan yang sama di seluruh indonesia. Hal ini dapat dilihat lebih jelas pada tahun kebelakang ketika ada revisi tentang mantram panca sembah yang menandakan bahwa  susunan tata cara persembahyangan waktu itu belum terlalu fix karena belum adanya kebebasan dalam mengakses keasliannya dari negri Bharatiya India sebagai pusat awal perkembangan hindu di seluruh dunia. 

Kerancuan lain juga terlihat jelas bagi penganut hindu di Bali. Dalam bait Trisandya yang dipakai pedoman resmi dalam bersembahnyang, sudah sangat jelas disebutkan bahwa  Tuhan Narayana adalah sumber dari segala sesuatu, baik yang telah ada maupun yang akan ada. Beliau bersifat abadi, murni, dan tak tercela, Narayana itu hanya satu tidak ada duanya.
OM Narayana evedam sarvam // yad bhutam yas ca bavyam
Niskalo Niranjana nirvikalpo // Nirakyatah Sudha Deva eko
Narayana Na Dwityo asti kascit.

Dalam bait selanjutnya dipertegas kembali bahwa, beliau (Narayana) juga dikenal dengan nama Shiva, Mahadeva, Ishvara, Brahma, Vishnu, ataupun Rudra.
Anehnya, walaupun sudah jelas ditekankan Na Dwityo ; Na = tidak Dwi = dua, Tidak ada duanya yang mengacu kepada Tuhan Narayana, tapi masyarakat hindu bali justru lebih mengenal gelar Ida Sang Hyang Vidhi Vasa untuk memanggil Tuhannya. Tentu saja hal ini tidak salah karena Hyang Vidhi Vasa juga bermaksud kepada Tuhan Narayana. Hanya saja hal inilah yang justru kadang menjadi bumerang untuk menyerang keyakinan sendiri oleh umat lain karena seperti misalnya di Islam, ketika mereka menyebut “ Laila ha ilalah = Tiada Tuhan selain Allah, maka semua penganut keyakinan Islam akan memakai nama Allah sebagai nama Tuhan resmi mereka di manapun mereka berada. Walaupun ada beberapa sebutan lain yang dipakai untuk menamai Allah mereka misalnya Al-Alim, Al-Khudus, Al-Rahim,dll. Demikian halnya penamaan Tuhan dalam agama lain yang pasti sama bagi penganutnya dimanapun mereka berada.

Bertitik tolak dari hal inilah maka dalam kelompok Sai Study Group sebagai organisasi besar yang diikuti oleh hampir seluruh negara di dunia dalam berbagai keyakinan mereka, lebih sering memakai nama-nama utama Tuhan yang dikenal oleh seluruh umat hindu di dunia seperti nama suci Shiva, Mahadeva, ataupun Rama yang terdiri dari dua suku kata ketuhanan yakni ‘Ra’ yang mengacu kepada nama suci Narayana dan suku kata “MA” yang mengacu kepada “ OM Namah Shivaya (Penjelasan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba ) ataupun nama suci Krishna yang berarti Ia yang menganugrahi kesucian dan maha menarik. Namun begitu, dalam kegiatan bhajan di Bali, penyebutan Tuhan dengan nama Hyang Vidhi juga masih dipakai walaupun tidak terlalu sering.

Beberapa umat hindu etnis bali mungkin masih asing untuk bisa menerima nama suci Rama, Krishna, atau Govinda untuk menyebut nama primer dari Ida Hyang Vidhi Vasa terkait dengan anggapan sebagian besar orang bali bahwa Sri Krishna hanyalah tokoh dalam pewayangan atau bahkan sosok anak hebat yang seringkali dipersamakan dengan film kartun Naruto atau kenakalan Sincan. Inilah celakanya umat yang mengaku paling beragama tetapi tidak mengetahui nama Tuhannya sendiri, itihasa dianggap sebagai mitologi / cerita pengantar tidur saja. Padahal kebesaran Wiracarita Ramayana dan Mahabharata yang menempatkan Sri Rama dan Sri Krishna sebagai tokoh utama adalah kebenaran yang tidak terbantah dan merupakan suatu kejadian nyata yang pernah terjadi di muka bhumi ini. Bhagavan Gita sendiri yang dikenal sebagai Pancama Veda adalah bagian dari Bhisma Parva dalam mahabharata, jadi jika Mahabharata hanya dipandang sebagai mitos maka Bhagavan Gita yang menguraikan sabda Tuhan Sri Krishna kepada Arjuna juga akan ditempatkan pada level yang sama. Alangkah ironisnya jika mengaku umat hindu tetapi tidak mempercayai kitab suci agamanya sendiri karena menganggapnya tidak lebih daripada sekedar mitos / cerita buatan manusia.

6 komentar:

  1. Berarti dewa-dewa yang tersebut di atas berarti bukan Tuhan karena masih diciptakan. Segala-sesuatu yang diciptakan bukan tuhan namanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. OM Suastiastu, Bro Anonim, sy sependapat dengan anda bahwasannya segala sesuatu yang diciptakan bukanlah Tuhan. sebab Tuhan adalah Pencipta segala sesuatu yang ada walaupun juga tak bisa dipungkiri bahwasannya dlm setiap ciptaan itu terkandung unsur atau elemen dari si Pencipta sendiri. atau dengan istilah lain, semua ciptaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari yang menciptakan. so karena dewa-dewa diciptakan maka Ia bukanlah Tuhan. Deva berasal dari kata Div yang artinya Sinar (Nur) dlm istilah islamnya. jadi kalau ada sinar tentu ada sesuatu / sumber yang mengeluarkan sinar itu bukan ? Nah inilah yang kita namai dengan Tuhan (Sumber dari segala sesuatu). penegasan ini bisa anda lihat dlm Bhagavad Gita Bab 9 sloka 25 yg menyatakan perbedaan antara Tuhan, Para dewa, Leluhur, dan juga mahluk gaib lainnya. spt halnya dlm keyakinan islam, bukankah Malaikat dan Allah bukan hal yang sama. Malaikat diciptakan oleh Allah, dan karena diciptakan maka Malaikat bukanlah Allah. sebagaimana pengertian Dewa-dewi dlm istilah HInduism. Demikian semoga bs menjadi referensi. OM Shanti OM

      Hapus
  2. Berkemungkinan Krisna Hindu itu adalah juga Nabi Allah yang pernah diutus ke bangsa Hindustan (India) karena ada sisa-sisa pengajaran Tauhid (mengesakan Tuhan) yang diajarkan oleh Krisna ini.
    Firman Allah dalam Al-Qur'an :
    Surat Al-'Anbiya' 21:25

    وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِىٓ إِلَيْهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدُونِ

    Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku.
    Jadi berdasarkan ayat ini semua nabi dan rasul yang diutus oleh Allah semua menyerukan kalimah "Mengesakan Allah"
    Saya kutip sedikit mengenai sejarah Krisna dan ajaran Tauhidnya yang masih tersisa :
    Prof. Garbae menulusuri lima tahapan yang berbeda dalam
    Dalam taraf pertama, agama Krisna itu berkembang di luar
    Brahmanisme. Agama itu bersifat monoteisme yang menekankan
    kepada ketuluasan dan melaksanakan tugas kewajiban tanpa pamrih
    lahiriah. Pada tahap ini, Krishna dianggap sebagai nabi yang
    mendapat ilham dari Tuhan untuk mengajarkan agama yang benar.
    Pada tahap kedua, Sri Krishna dipertuhankan setelah kematiannya
    oleh para pengikut yang terlampau fanatik dan bodoh. Dalam tahap
    ketiga yang terjadi 500 tahun SM terjadilah Brahmanisme agama
    Bhagawat dan Sri Krishna dianggap sebagai Dewa Wisnu. Prof.
    Hiriyanna menulis:
    “Akhirnya keimanan monoteisme pun berubah dengan
    berlalunya waktu dengan dikombinasikan ajaran Weda tentang
    Wishnu Narayana; dan kombinasi ini terutama berperan dalam
    menciptakan Tuhan dari ajaran Weda dan bahkan lebih dari Siwa.
    Akhirnya Sri Krishna nabi dari agama Bhagawat dipertuhan-kan
    dan dikenal sebagai Wishnu Narayana sebagai penjelmaan dari
    Dia”.
    Agama Sri Krishna jelas pada awalnya monoteisme (Mengakui Tuhan itu Maha Esa):
    “Mereka yang fikirannya senantiasa tenang berarti
    memenangkan kehidupan di dunia ini. Tuhan adalah suci dan
    senantiasa Esa dan senantiasa bersatu dengan mereka” (Bhagawad
    Gita 5 : 19)”
    Agama Baghawad Gita adalah penyerahan diri kepada Tuhan:
    Bila seseorang menyerahkan segala keinginan yang muncul di
    hatinya dengan rahmat Tuhan, maka ia memperoleh kegembiraan
    beserta Tuhan dan sesungguhnya jiwa telah memperoleh
    kedamaian” (Bhagawad Gita 3 : 9)

    Bhagawad Gita, 2: 42 – 46, terjemahan oleh Juan Mascaro (Penguin classics).
    Terjemahan lain dari Bhagawad Gita dilihat dan dipetik bab ini bersumber dari (i) K.T.
    Telang (Sacred Book of the East); (ii) Mrs. Anni Besant (Theosopphical society); (iii)
    Swami Prabhavananda dan Christopher Ishewood (Mentor Book)AGAMA HINDU 23
    Sri Krishna, nabi agama Bhagawad, mengajarkan pengikutnya
    untuk men-jalankan tingkah laku dengan penuh kesucian atau
    sebagai kebaktian kepada Tuhan. Bhagawad Gita menyebutkan
    sebagai Bhakti Yoga:
    “Dunia selalu mengikat kita, kecuali penyerahan diri. Maka
    jadikanlah tin-dak tandukmu dengan kesucian dan bebas dari ikatan
    hawa nafsu” (Bhagawad Gita 3 : 9)
    Jadi setelah Krisna meninggal dunia dia yang semula dikatakan nabi oleh pengikutnya diubah menjadi salah satu dewa yang disembah menjadi Tuhan.

    Oleh karena itulah Allah mengutus Nabinya yang terakhir yaitu Nabi Muhammad, SAW untuk mengembalikan ajaran Tauhid dan ajaran para Nabi terdahulu yang sudah dirusak oleh pengikutnya setelah Nabi tersebut meninggal dunia termasuk Krisna, Budha, Kong Hu Cu, Yesus dan lain-lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sdr Anonim, utk menambah referensi anda tentang ajaran Hindu yang sebenarnya, sy persilahkan anda untuk mengunjungi link ini : http://vedabaseindonesia.net/
      Pemahaman anda tentang Nabi / Rosul, Para Dewa, Roh suci, Leluhur, Gandharva, Iblis, dll yang berada di luar alam manusia mungkin harus di upgrade dulu, sehingga tdk salah dalam menggunakan istilah. Sri Krishna adalah Poorna Avatar - Tuhan yang menjelmakan diri-Nya di tengah-tengah masyarakat manusia guna memberikan teladan kehidupan. ia bukan Dewa atau sekelas Nabi. tapi karena Ia bertindak seolah-olah spt manusia biasa, maka banyak orang tertipu karenanya. oleh karena itulah maka dlm Sabda Beliau di Bhagavad Gita khususnya bab 9.11 ada pernyataan spt ini : avajānanti māḿ mūḍhā // mānuṣīḿ tanum āśritam // paraḿ bhāvam ajānanto //
      mama bhūta-maheśvaram yg artinya : Orang bodoh mengejek diri-Ku bila Aku menurun dalam bentuk seperti manusia. Mereka tidak mengenal sifat rohani-Ku sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada. sy yakin bahwa anda telah keliru menafsirkan atau bisa jadi anda telah mengambil referensi yg salah tentang hal ini. Sri Krishna telah ada sebelum ribuan kali jaman ini. (Lihat dan baca kembali Bab 4 dlm link yg sy sertakan). di Manvatara ini, ketika beliau kembali turun dgn menggunakan nama dan rupa Sri Krishna, Ia muncul sudah ribuan tahun. bukan hanya 500 tahun SM. sbg bukti... Jaman Kali dimulai pertama kali pd tanggal 18 Pebruari 3102 SM saat Sri Krishna meninggalkan bumi ini utk kembali ke kerajaannya. pd saat itu pula cucu dr Arjuna yakni Parikshit dinobatkan sbg raja. jadi jika dihitung sampai hari ini. jaman Kali telah berjalan selama 5016 tahun. mungkin yg dimaksudkan penulis dlm buku referensi anda adalah kemunculan beliau kembali sebagai Sri Krishna Chaitanya Mahaprabhu yang banyak diyakini sbg Inkarnasi Sri Krishna, itu memang terjadi kurang lebih 521 tahun yang lalu.
      Mengenai pernyataan terakhir anda. ini juga cukup menggelikan bahwasannya agama abrahamik selalu mengklaim dirinya sbg agama penyempurna dari agama sebelumnya. lalu mengklaim bahwa nabinya adalah nabi terakhir yg dikirim Tuhan. come on bro... see the reality.
      dulu agama Kristen mengklaim bahwa agamanya hadir untuk menyempurnakan kitab taurat yg dianut oleh kaum Yahudi selanjutnya mendeklarasikan bahwa Yesus adalah satu-satunya sang Juru selamat. but what next ..? Nabi SAW datang. lalu dgn pongah pula akhirnya pengikut beliau mengatakan bahwa kedatangan beliau adalah utk menyempurnakan agama-agama yg telah ada sebelumnya. Nabi SAW adalah Nabi terakhir. Is it real ? Tidak! sebab sesudah islam inipun masih ada beberapa utusan Tuhan yg dikirim spt misalnya Guru Nanak, Zorastra, Mahavira, dll yg mendirikan agama baru dengan nama Sikh dan Jainisme.

      Hapus
  3. Perlu diperjelas y kawan2,, tuhan hanya ada satu,, kalian hanya mengikuti agama dri nenek moyang , leluhur / org tua,, kalian memperdebatkan tanpa mengetahui apa yg kalian debatkan,, kalian hanya mempelajarai apa yg sbelumnya telah dipelajari, tanpa kalian mengerti atau ingin mengetahui siapakah tuhan sbnarnya... Pkirkan dlm hti tanpa ada pkiran agama / tuhan agama,, yg kalian pikirkan hanya tuhan bukan yg lain, kalian bisa meminta kepadanya tunjukanlah kebenarannya maka insya allah dia akan memberikan petunjuk kepada kalian,, tuhan tdk menciptakan manusia n jin kecuali untuk berinadah kepadanya,, maka dia akan selalu menunjukan kepada manusia yg ingin melihat / mengetahui kebenarannya. Wassalam.

    BalasHapus
  4. paling juga kerjaan si azazil tu yg menyimpangkan nabi jadi tuhan

    BalasHapus