Pernyataan :
APA BENAR SAI BABA ITU
AVATARA ?
Tanggapan :
Polemik tentang apakah seseorang bisa dianggap Avatara
atau bukan memang menjadi permasalahan klasik yang seakan tidak pernah
berhenti. Pada jaman Dvapara, ada seseorang yang mengaku-aku perwujudan Sri
Krishna sebagai Pandurangga, tapi kepalsuan itu segera diakhiri karena tindak
tanduknya tidak jelas mencirikan ia sebagai utusan apalagi Tuhan itu sendiri.
Di jaman Kali ini juga banyak ada orang yang mengklaim diri sebagai utusan
Tuhan atau Tuhan yang telah menjelmakan diri (ber-Avatara) tapi buntut-buntunya
hanya usaha untuk mengumpulkan pengikut, memperoleh ketenaran, dan dipuja,
serta hidup dalam kemewahan. Misi kemunculan avatara sama sekali tidak jelas
dilakukannya. Hal serupa juga banyak terjadi dalam keyakinan agama lain,
seperti saat ada orang yang mengaku sebagai titisan Malaikat jibril, mengaku
sebagai penjelmaan Yesus, atau Bunda Maria, Mengaku penjelmaan dewa Shiva, dewi
Kwan im, atau bahkan sang Budha sendiri. Oleh karena itulah umat seharusnya
cerdas dan tahu isi kitab agamanya masing-masing agar tidak terjadi pembodohan.
Dalam susastra hindu sendiri seperti misalnya dalam
Bhavisya Purana, banyak dijelaskan tentang ciri-ciri dari kemunculan Tuhan di
bhumi baik itu yang telah mewujud atau yang akan hadir selanjutnya.
Dari pelajaran formal di
sekolah, kita mungkin hanya mengenal 10 jenis awatara yang lebih dikenal dengan
nama “Dasa Leela Avatara” dimana disebutkan bahwa awatara terakhir yang akan
datang setelah kemunculan Budha Gautama adalah Kalki avatara. Umat hindu di
bali jarang yang mengetahui bahwa di jaman Kali ini Tuhan sudah permah
menjelmakan diri sebagai Sri Krishna Chaitanya ataupun saat kemunculan dewa
Shiva sebagai Sri Sankaracharya. Masyarakat umum jarang yang mengetahui
bahwasannya masih ada pengklasifikasian dari beberapa Avatara seperti misalnya Guna Avatara (Brahma, Vishnu, dan
Shiva) sebagai penguasa dari ketiga Guna ; Sattvam, Rajas, dan Tamas.
Selain itu adapula yang dikenal dengan Poorna Avatara (Sri Krishna ) Vamsa
Avatara (Sri Rama); Yuga Avatara;
dan Saktyasha Avatara (Kapila, Vyasa dewa, Yesus)
Disamping itu, ciri-ciri umum seorang avatara bisa juga
dilihat dari apakah Ia bisa menunjukkan Ke-Ilahianya seperti yang diuraikan
dalam Asta Aisvarya yakni :
1. Ia dalam kehidupannya tidak pernah tercela, selalu dimuliakan dan dipuja
oleh jutaan manusia tanpa mengenal perbedaan suku, agama, ras, ataupun budaya.
Karena beliau menganggap semua adalah anak-anaknya yang harus mendapat curahan
kasih sayang yang sama. Ia bebas dari perasaan suka dan tidak suka.
2. Kerti (kemakmuran). Pribadi semacam itu tidak pernah merasa kurang dan
selalu berpuas diri (atmarama), kedatangannya adalah untuk memberi dan bukan
untuk mengumpulkan hal-hal material dari pengikutnya.
3. Jnana (kebijaksanaan), Ia mengetahui secara pasti tentang masa lalu,
masa kini, dan masa yang akan datang dari setiap mahluk hidup
4. Vairagya (tanpa keterikatan) ia akan bebas dari segala bentuk
keterikatan yang berhubungan dengan badan. Hidupnya adalah untuk seluruh isi
alam bukan sebatas keluarga atau kelompok pemuja saja.
5. Sristhi (mempunyai kemampuan untuk menciptakan)
6. Stithi (kemampuan untuk mempertahankan atau memelihara apa saja yang
dikehendakinya. Misalnya menyelamatkan orang yang seharusnya sudah mati, atau
dapat memanggil kembali jiwa yang akan berangkat ke akhirat untuk tetap
meneruskan tugasnya di bhumi dalam beberapa waktu)
7. Laya (pemusnah) kehadirannya akan dapat memperingan bahkan memusnahkan
reaksi dosa dari orang-orang yang berserah diri kepadanya.
Sri
Krishna sebagai Poorna Avatara yang muncul dengan segala keutamaan-Nya
menyabdakan dalam Bhagavad Gita IV:8 bahwa misi utama kehadiran Avatara adalah
1) Melindungi para penyembah Tuhan (Bhakta Raksaka) 2. Menegakkan kembali prinsip-prinsip
Dharma (Dharma Raksaka) 3. Melindungi orang-orang suci yang mengabdikan
hidupnya untuk ketentraman alam semesta (Sadhu poshana) 4. Melindungi Veda –
sebagai Intisari dari semua ajaran agama (Veda Poshana)
Berdasarkan hal ini pastinya semua orang akan dapat
menilai dan menyimpulkan sendiri (tentunya akan lebih bijaksana jika kita
melakukan penyelidikan secara langsung terlebih dahulu untuk menentukan sebuah
kebenaran sebelum akhirnya berkesimpulan apakah Bhagavan Sri Sathya Sai Baba
itu avatara atau bukan. Apakah beliau mau dikatagorikan sebagai Yuga Avatara,
Saktyasa Avatara, Sad guru agung, Brahmajnani, Maharsi, atau bahkan hanya
manusia biasa. Namun sebagai apapun kita menempatkan beliau, Bhagavan tentu
tidak akan terpengaruh karena penilaian apapun adalah wajar-wajar saja
tergantung dari keyakinan seseorang seperti juga rahmat yang akan kita peroleh
akan sangat bergantung juga kepada sejauh mana seseorang meyakini dan
menyerahkan diri mereka pada kehendak beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar