Ada
hal menarik yang saya amati dari beberapa kelompok penekun spiritual yang
pernah saya ikuti yang mana didalamnya saya berusaha mencari sebuah titik temu
ataupun mengambil nilai positive dari masing-masing kelompok untuk bisa di
share demi terciptanya pandangan yang akurat dan sebenar-benarnya. Jadi kita
tidak akan menjudge suatu kelompok lain sebagai sesuatu yang berbeda bahkan
cenderung berseberangan dengan kita hanya karena kelompok lain memiliki cara
pandang yang berbeda dalam cara pembelajarannya. Mencari kesamaan dan bukannya
perbedaan. Inilah intinya, sehingga nantinya kita sebagai pengikut Sai tidak
tumbuh menjadi Bhakta fanatic dalam artian yang sempit.
Walaupun
kita telah menjadi pribadi atau jiwa yang sangat beruntung karena : 1) Kita
lahir sebagai manusia (Jantunam Nara jadma durlabham), 2) Kita bisa hidup
sejaman dengan Avatara, dan 3) Kita mendapat kesempatan untuk dipanggil dan menjadi
pengikut Avatara Sai. Namun begitu keberuntungan ini bukanlah berkah abadi yang
tidak bisa berubah, sekarang tergantung bagaimana kita menyikapi karunia
dimaksud. Apakah kita hanya terpaku dalam kebanggaan memiliki Avatara sebagai
guru pembimbing ataukah kita akan berusaha menyelami ajaran beliau yang begitu
banyaknya dengan tuntunan 9 pedoman prilaku yang telah diwariskan kepada kita.
Supaya jangan menjadi pengikut Sai atau memeluk keyakinan tertentu tetapi tidak
tahu menahu tentang apa yang diajarkan di dalamnya. Sebagaimana cemoohan yang
seringkali kita dengar bahwasanya umat Hindu sangat jarang memiliki kitab
sucinya sendiri, (Veda) Sangat berbeda dengan saudara-saudara kita yang Muslim
dan Kristen yang dapat selalu menenteng kitab suci kemanapun mereka pergi.
Selalu dapat membuka kitab suci dalam setiap diskusi, ceramah dan ibadah
mereka. Hal yang tidak bisa dilakukan oleh umat Hindu, bahkan mungkin tidak
akan pernah.
Kenapa
tidak bisa demikian? Karena Veda demikian luasnya terdiri dari jutaan sloka
yang tidak mungkin dipelajari apalagi dipahami dalam rentang waktu kehidupan
manusia seperti di jaman Kali ini, dimana kwalitas ingatan manusia yang sudah
sangat merosot dan juga umurnya yang semakin pendek. Melihat Veda yang sangat
luas seperti itu? Apa yang harus dilakukan sebagai umat Hindu? Apakah hanya
dapat bangga dengan kitab sucinya yang sangat-sangat komplit tanpa pernah
membacanya? Tentu saja sebagai generasi muda hindu, sikap seperti ini harus
dihilangkan sama sekali sebab kita tidak boleh menjadi korban tradisi
yang telah banyak salah kaprah sehingga melahirkan dogma dan tahayul agama yang
tidak pada tempatnya. Bhagavan Sri Sathya Sai Baba sebagai pengejawantahan
kebenaran (Sathya) telah berkenan hadir di antara kita menggunakan wujud phisiknya
untuk membangkitkan kembali jalan raya kuno peradaban Veda yang maha agung ini.
ulasan beliau yang sangat lugas, padat, dan tak bisa terbantahkan telah banyak
menjawab persoalan umat khususnya penganut keyakinan sanatana Dharma tentang
kemuliaan dan keagungan dari Kitab suci Veda. Dalam hal ini Bhagavad Gita yang
merupakan Sabda langsung dari bibir Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menjadi
wacana yang sangat inspirativ dan motivativ ketika diulas oleh Sad Guru agung
Sathya Sai. Sehingga dari ini kita sebagai pengikutnya tidak usah lagi memupuk
kekhawatiran bahwasannya Veda dengan jutaan slokanya itu hanya akan jadi mimpi
yang tidak bisa tergapai. Sebab dengan kehadiran sang Avatara, kini kita bisa
menikmati saripati ajaran Veda tanpa harus menghabiskan waktu hidup guna
menjadi kutu buku. Semua wacana Sai sudah cukup untuk mewakili ribuan sloka
dalam Veda itu. Oleh karena itu sebagaimana petunjuk beliau dalam point keenam
dari Sembilan pedoman prilaku Bhakta Sai, maka kita sangat diwajibkan untuk
mempelajari dan berusaha memahami wacana-wacana Beliau, khususnya buku-buku
yang ditulis sendiri oleh-Nya.
Untuk
mempelajari seluruh kitab suci Veda tentunya bukanlah perkara mudah. Umur
manusia pada jaman kali ini sangat terbatas, rata-rata hanya di bawah 80 tahun.
Dan itupun belum dipotong oleh tuntutan kesibukan material yang notabena harus
dilakukan lebih dari 16 jam per hari. Lalu, berapa jam dalam hidup kita yang
dapat kita manfaatkan secara efektif dalam mempelajari Veda? Yakinkah anda
dapat membaca dan mengerti seluruh Veda dengan waktu yang singkat, ingatan yang
terbatas dan berbagai macam ketidaksempurnaan itu?
Menurut
Veda, kehidupan sebagai manusia tidak sempurna karena:
Indriya-indriya jasmani terbatas dan tidak sempurna dan cendrung
mengkhayal, menipu dan berbuat salah. Untuk mengerti Veda yang spiritual dan
transendental secara lengkap, tidak dapat dilakukan secara pratyaksa
(pengamatan dan penglihatan langsung) dan anumana (menyimpulkan berdasar
tanda dan bukti-bukti empiris).
Veda
menetapkan bahwa ia hanya bisa dipelajari dan dimengerti secara sabda-pramana,
mendengar dari sumber yang benar dan sah yaitu dari para Acarya
(guru kerohanian). Karena itu, Veda disebut sruti, pengetahuan yang diperoleh
dari mendengar; dan smrti, pengetahuan yang diingat dari cara mendengar. Oleh
karenanya selalulah bertanya, serta memohon bimbingan kepada Sad Guru
dalam wujud Sathya Sai agar kita memperoleh pemahaman yang benar tentang ajaran
Veda agar kita bisa terhindar dari egoisme, dan spekulasi dalam menafsirkan ajaran
maha suci dimaksud.
sesungguhnya proses
sabda ini adalah sederhana yaitu mendengar dari sumber (orang) yang mengetahui
seperti sering dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari.
Ini bukan dogma, kepercayaan atau keyakinan buta dan bukan pula khayalan.
Contoh, bila seseorang ingin mengetahui dengan mudah dan pasti siapa ayahnya,
maka dia harus bertanya kepada si ibu. Bandingkan jika si anak harus
mengetahuinya dengan cara tes DNA, berapa biaya dan waktu yang harus
dikeluarkan?
Kita
juga tidak dapat menganggap bahwa Veda yang digolongkan sebagai Veda Sruti lebih
tinggi kedudukannya dari Veda-Veda yang digolongkan kedalam Veda Smrti.
Keseluruh Veda merupakan satu kesatuan yang utuh.
Dengan
pernyataan bahwa Veda Smrti merupakan penjelasan dan ingatan dari Veda Sruti,
bukan berarti Veda Smrti tidak disabdakan. Bhagavad Gita yang digolongkan
sebagai Veda Smrti disabdakan langsung oleh Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa,
Sri Krishna dan ditulis langsung oleh Tuhan sebagai Shaktyawesa Awatara,
yaitu Maha Rsi Vyasadeva.
Brhad-aranyaka
upanisad 2.4.10
mengatakan; “rg, yajur, sama dan atharva veda dan itihasa semuanya keluar
(berasal) dari nafas kebenaran mutlak, Tuhan Yang Maha Esa. Dan lebih lanjut Bhagavad
Gita 3.15 menegaskan; “brahmaksara-samudbhavam”, pengetahuan veda
langsung di wejangkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Disinilah uniknya Veda. Veda
yang diwahyukan paling awal, bersifat anadi ananta, kekal abadi,
diwahyukan pada banyak Rsi dan bahkan ditulis oleh penjelmaan Tuhan sendiri
serta selalu dijaga dan diwahyukan kembali dari jaman ke jaman oleh Avatara
Tuhan. Tidak ada satu kitab sucipun selain Veda yang memiliki keunikan seperti
ini.
PEMBAGIAN KITAB SUCI VEDA
- Rig Veda
- Sama Veda
- Yajur Veda
- Atharva Veda
- Bhagavad Gita
- Shiksha
- Shamana Shiksha
- Vyali Shiksha
- Svaravyanjana Shiksha
- Shaishiriya Shiksha
- Vyasa Shiksha
- Charayaniya Shiksha
- Atreya Shiksha
- Vasishtha Shiksha
- Paniniya Shiksha
- Lakshmikanta Shiksha
- Parashari Shiksha
- Padyatmika Keshavi Shiksha
- Shaishiriya Shiksha
- Katyayani Shiksha
- Varnaratnapradipika Shiksha
- Madhyandina Shikisha
- Mandavya Shiksha
- Vasishthi Shiksha
- Yagyavalkya Shiksha
- Mallasharma Shiksha
- Amoghanandini Shiksha
- Avasananirnaya Shiksha
- Siddhanta Shiksha
- Apishali Shiksha
- Sarvasammata Shiksha
- Aranya Shiksha
- Shambhu Shiksha
- Kalanirnaya Shiksha
- Bharadvaja Shiksha
- Kauhaliya Shiksha
- Pari Shiksha
- Shodashashloki Shiksha
- Manduki Shiksha
- Naradiya Shiksha
- Gautami Shiksha
- Lomashi Shiksha
- Kaundinya Shiksha
- Atharvavediya Dantyoshthavidhi
- Padachandrika
- Kalpa
- Grihya sUtra
- Apastamba Grihya Sutra
- Vaikhanasa Grihya Sutram
- Bharadvaja Grihya Sutra
- Ashvalayana Grihya Sutra
- Drahyayana
- Kaushitaka Grihya Sutra
- Kauthuma Grihya Sutra
- Manava Grihya Sutra
- Paraskara Grihya Sutra
- Varaha Grihya Sutra
- Hiranyakeshi Grihya Sutra
- Kathaka Grihya Sutra (Laugakshi)
- Gobhila Grihya Sutra
- Jaimini Grihya Sutram
- Shankhayana Grihya Sutra
- Kaushika Sutram
- Bodhayana Grihya Sutram
- Agniveshya Grihya Sutram
- Grihya Sutram
- Shrauta Sutra
- Apastamba Shrauta Sutra
- Shankhayana Shrauta Sutra
- Vaitana Shrauta Sutra
- Mashaka Shrauta Sutra
- Vadhula Shrauta Sutra
- Manava Shrauta Sutra
- Bharadvaja Shrauta Sutra
- Drahyayana Shrauta Sutra
- Latyayana Shrauta Sutra
- Varaha Shrauta Sutra
- Katyayana Shrauta Sutra
- Kathaka Shrauta Sutra
- Ashvalayana Shrauta Sutra
- Jaiminiya Shrauta Sutra
- Nidana Shrauta Sutra
- Baudhayana Shrauta Sutra
- Vaikahanasa Shrauta Sutra
- Hiranyakeshi Shrauta Sutra
- Shulba Sutra
- Apastamba Shulba Sutra
- Baudhayana Shulba Sutra
- Katyayana Shulba Sutra
- Manava Shulba Sutra
- Hiranyakeshi Shulba Sutra
- Kathaka Shulba Sutra
- Varaha Shulba Sutra
- Vadhula Shulba Sutra
- Dharma Sutra
- Apastamba Dharma Sutra
- Baudhayana Dharma Sutra
- Gautama Dharma Sutra
- Vaikanasa Dharma Sutra
- Vishnu Dharma Sutra
- Vasishtha Dharma Sutra
- Hiranyakeshi Dharma Sutra
- Vyakaran
- Ashtadhyayi dari Maharshi Panini
- Jyotish
- Brihat Parashara Hora Shastra
- Muhurtachintamani
- Surya Siddhanta
- Shatpanchahika
- Chhanda
- Pingala Chhandahsutra
- Nirukti
- Enam Darshanam (Nyaya, Vaisheshika, Sankhya, Yoga, Karma mimansa, Vedanta)
- Nyaya darshanam
- Vaisheshika darshanam
- Samkhya darshanam
- Yoga darshanam
- Bhagavd gita
- Shiva Sutra
- Shiva samhita
- Vijnana bhairava
- Karma Mimansa darshanam
- Vedanta darshanam
- Gandharva Veda
- Sangita Ratnakara dari Sharangdeva
- Dhanur Veda
- Vasishtha Dhanurveda
- Shiva dhanurveda dari Maharshi Sharngadhara
- Niti prakashika dari Maharshi Vaishampayana
- Sthapatya Veda
- Mayamatam
- Manasara
- Vishvakarma Vastu Shastra
- Manushyalaya Chandrika
- Asumadheda Vastu Shastra
- Mula Agamas
- Kamikagama
- Karanagama
- Ajitagama
- Diptagama
- Sukshmagama
- Svayambhuvagama
- Rauravagama
- Makutagama
- Chandrajnanagama
- Parameshvaragama
- Kiranagama
- Amshumadbheda Vastu Shastra
- Viragama
- Dan masih banyak lagi
- Kashyap Samhita
- Sutrasthanam
- Vimanasthanam
- Sharirasthanam
- Indriyasthanam
- Chikitassthanam
- Siddhisthanam
- Kalpasthanam
- Khilasthanam
- Bhela Samhita
- Kalpasthanam
- Chikitsasthanam
- Indriyasthanam
- Sharirasthanam
- Vimanasthanam
- Nidanasthanam
- Sutrasthanam
- Siddhisthanam
- Harita Samhita
- Prathamasthanam
- Dvitiyasthanam
- Chikitsasthanam
- Sutrasthanam
- Kalpasthanam
- Sharirasthanam
- Charak Samhita
- Vimanasthanam
- Sharirasthanam
- Chikitsasthanam
- Indriyasthanam
- Nidanasthanam
- Siddhisthanam
- Sutrasthanam
- Chikitsasthanam
- Kalpasthanam
- Sushruta Samhita
- Nidanasthanam
- Sutrasthanam
- Sharirasthanam
- Chikitsasthanam
- Kalpasthanam
- Uttarasthanam
- Vagbhatta Samhita
- Sutrasthanam
- Nidanasthanam
- Sharirasthanam
- Chikitsasthanam
- Kalpasthanam
- Uttarasthanam
- Bhava Prakash Samhita
- Madhya Khandam
- Uttara Khandam
- Purva Khandam
- Bhava Prakash Nigantu
- Sharngadhara Samhita
- Prathama Khanda
- Madhyama Khanda
- Uttara Khanda
- Parishishtam Khanda
- Madhava Nidan Samhita
- Upanishad
- Isha Upanishad,
- Kena
- Katha
- Praśna,
- Muṇḍaka
- Māṇḍūkya
- Taittirīya
- Aitareya,
- Chāndogya
- Bṛhadāraṇyaka
- Brahma
- Kaivalya
- Jābāla
- Śvetāśvatara
- Haṃsa
- Āruṇeya
- Garbha
- Nārāyaṇa
- Paramahaṃsa
- Amṛtabindu
- Amṛtanāda
- Śira
- Atharvaśikha
- Maitrāyaṇi
- Kauśītāki
- Bṛhajjābāla
- Nṛsiṃhatāpanī
- Kālāgnirudra
- Maitreyi
- Subāla
- Kṣurika
- Mantrika
- Sarvasāra
- Nirālamba
- Śukarahasya
- Vajrasūchi
- Tejobindu
- Nādabindu
- Dhyānabindu
- Brahmavidyā
- Yogatattva
- Ātmabodha
- Parivrāt
- Triśikhi
- Sītā
- Yogachūḍāmaṇi
- Nirvāṇa
- Maṇḍalabrāhmaṇa
- Dakṣiṇāmūrti
- Śarabha
- Skanda
- Mahānārāyaṇa
- Advayatāraka
- Rāmarahasya
- Rāmatāpaṇi
- Vāsudeva
- Mudgala
- Śāṇḍilya
- Paiṅgala
- Bhikṣu
- Mahad
- Śārīraka
- Yogaśikhā
- Turīyātīta
- Sannyāsa
- Paramahaṃsaparivrājaka
- Akṣamālika
- Avyakta
- Ekākṣara
- Annapūrṇa
- Sūrya
- Akṣi
- Adhyātmā
- Kuṇḍika
- Sāvitrī
- Ātmā
- Pāśupata
- Parabrahma
- Avadhūta
- Devī
- Tripurātapani
- Tripura
- Kaṭharudra
- Bhāvana
- Rudrahṛdaya
- Yogakuṇḍalini
- Bhasma
- Rudrākṣa
- Gaṇapati
- Darśana
- Tārasāra
- Mahāvākya
- Pañcabrahma
- Prāṇāgnihotra
- Gopālatāpani
- Kṛṣṇa
- Yājñavalkya
- Varāha
- Śāṭyāyani
- Hayagrīva
- Dattātreya
- Gāruḍa
- Kali-Saṇṭāraṇa
- Jābāla
- Saubhāgya
- Sarasvatīrahasya
- Bahvṛca
- Muktika
- Aranyak
- Aitareya Aranyaka
- Kaushitaki Aranyaka
- Taittiriya Aranyaka
- Katha Aranyaka
- Maitrayaniya Aranyaka
- Talavakara Aranyaka
- Shankhayana Aranyaka
- Aranyaka Samhita
- Charaka Aranyaka
- Brihad-Aranyaka
- Kathaka Aranyaka
- Brahmana
·
- Rigveda
- Shakala shakha: Aitareya Brahmana (AB)
- Bashkala shakha: Kaushitaki Brahmana (KS)
- Tandya Brahmana
·
Samaveda
- Kauthuma: PB, SadvB
- Jayminiya: Jayminiya Brahmana (JB)
- Tandyamaha or Pancavimsa Brahmana
- Sadvimsa Brahmana
- Samavidhana Brahmana
- Arseya Brahmana
- Devatadhyaya or Daivata Brahmana
- Mantra or Chandogya Brahmana
- Samhitopanisad Brahmana
- Vamsa Brahmana
- Jayminiya Arseya Brahmana
- Jayminiya Upanisad Brahmana
·
Yajurveda
·
- Kathaka Brahmana
- Krishna: kitab Brahmana-nya terintegrasi kedalam samhitas:
- Maitrayani (MS)
- Carakakatha (CS)
- Kapisthalakatha (KS)
- Taittiriya (TS). Pendidikan Taittiriya memiliki Taittiriya Brahmana (TB) tambahan
·
o
- Shukla
- Vajasaneyi Madhyandina: Shatapatha Brahmana, Madhyadina recension (ShB)
- Kanva: Shatapatha Brahmana, Kanva recension (ShBK)
·
Atharvaveda
- Paippalada: Gopatha Brahmana
- Smriti
- Smriti
- Angirasa Smriti
- Vyasa Smriti
- Apastamba Smriti
- Daksha Smriti
- Vishnu Smriti
- Yagyavalkya Smriti
- Likhita Smriti
- Shankha Smriti
- Brihaspati Smriti
- Atri Smriti
- Katyayana Smriti
- Parashara Smriti
- Manu Smriti
- Aushanasa_Smriti
- Harita Smriti
- Gautama Smriti
- Yama Smriti
- Samvartta Smriti
- Upasmriti
- Kashyapa Smriti
- PulastyaSmriti
- Vishvamitra Smriti
- Devala Smriti
- Markandeya Smriti
- Ashvalayana Smriti
- Narayana Smriti
- Bharadvaja Smriti
- Vyaghrapada Smriti
- Dalbhya Smriti
- Prajapati Smriti
- Shatatapa Smriti
- Baudhayana Smriti
- Lohita Smriti
- Rishyashringa Smriti
- MahaPurana
- Agni (15,400 sloka)
- Bhagavata (18,000 sloka). Merupakan purana terpopuler karena di tulis langsung oleh Maha Rsi Vyasa, sang pengkodifikasi Veda.
- Bhavishya (14,500 sloka)
- Brahma (24,000 sloka)
- Brahmanda (12,000 sloka; termasuk Lalita Sahasranamam, kitab panduan dalam pemujaan)
- Brahmavaivarta (18,000 sloka)
- Garuda (19,000 sloka)
- Harivamsa (16,000 sloka; sering kali digolongkan kedalam itihāsa)
- Kurma (17,000 sloka)
- Linga (11,000 sloka)
- Markandeya (9,000 sloka; terdiri dari Devi Mahatmyam, teks yang sangat penting untuk Shakta)
- Matsya (14,000 sloka)
- Narada (25,000 sloka)
- Padma (55,000 sloka)
- Shiva (24,000 sloka)
- Skanda (81,100 sloka), merupakan yang terpanjang dari semuanya, terdiri dari cerita perumpamaan, legenda dan sejarah.
- Vamana (10,000 sloka)
- Varaha (10,000 sloka)
- Vayu (24,000 sloka)
- Vishnu (23,000 sloka)
- UpaPurana
- Bhargava,
- Brihan-Narada
- Devi Bhagavata Purana
- Durvasa
- Ganesa,
- Hamsa.
- Kalika/kalki Purana
- Kapila Purana
- Manu
- Marichi
- Mudgala,
- Nandi Purana
- Narasimhia Purana
- Nilamata Purana
- Parashara Purana
- Samba Purana
- Sanat-kumara,
- Saura Purana
- Shivadharma
- Siva-rahasya,
- Surya,
- Usanas
- Vamana,
- Varuna,
- Mahesvara Vashishtha Lainga
- Vishnudharma
- Devata Stotra
- Stotra untuk Panca Mahadevata
- Vishnu: Achyutashtakam
- Shiva : Lingashtakam
- Ganapati: Sankashtanashana Ganapati Stotram
- Surya: Surya Mandala Ashtakam
- Devi: Lakshmi Ashtakam
- Sahasranama Stotra untuk Panca Mahadevata
- Vishnu Sahasranama
- Shiva Sahasranama
- Ganapati Sahasranama
- Surya Sahasranama
- Lakshmi Sahasranama
- Stotras tambahan
- Vishnu Ashtottara Shatnamavali
- Rama Sahasranama
- Guru Gita
- Durga Saptashati
- Ganga Sahasranama
- Ganga Ashtak Stotram
- Gayatri Sahasranama
- Gayatri Ashtakam
- Lalita Sahasranama
- Sarasvati Sahasranama
- Sarasvati Ashtakam
- Durga Sahasranama
- Durgashtakam
- Hanumat Stavan
- Achyutashtakam
- Lingashtakam
- Maha Lakshmi Ashtakam
- Vishnu Sahasranama
- Sankashtanashana Ganapati Stotram
- Shiva Sahasranama
- Mahaganapati Sahasranama Stotram
- Surya Sahasranama
- Shri Mahalakshmi Sahasranama Stotram
- Vishnu Ashtottara Shatanamavali Stotram
- Surya Mandala Ashtakam
- Itihas
- Ramayana (Valmiki)
- Mahabharata
- Rk Veda Pratishakhya
- Shukl-Yajur-Veda Pratishakhya
- Atharva Veda Pratishakhya
- Sama Veda Pratishakhya (Pushpa Sutram)
- Krishna-Yajur-Veda Pratishakhya (Taittiriya)
- Atharva Veda Pratishakhya (Chaturadhyayi)
(Dari berbagai sumber dan dengan
sedikit perubahan…)
Sairam, ketika melihat bagan Veda beserta rinciannya ini trus dibandingkan dengan apa yang telah saya baca, wah sepertinya kita hanya menjadi kerikil kecil dalam besarnya gunung.pantes saja pernah saya dengar bahwasannya untuk dapat mengetahui apalagi memahami keseluruhan isi Veda itu sangat mustahil bagi manusia jaman Kali, apalagi dengan keterbatasan umur dan daya ingat yang serba terbatas sehingga kita mesti lahir berulang kali untuk bisa menyelesaikannya. tapi jika kita bercermin dari pernyataan Sri Krishna dalam Bhagavad Gita Bab 15.15 bukankah disebutkan bahwa Tujuan utama dari mempelajari Veda hanyalah untuk mengetahui tentang Beliau, sebab Beliaulah yang menyusunnya dan tentu paling mengetahui tentang maksud Veda itu sesungguhnya.hanya sayang! tak banyak dari kita tertarik untuk mempelajari Kitab suci ini. status di Face book jauh lebih menarik bagi masyarakat Kali ketimbang menengok pesan dari Gita yang agung...
BalasHapusLUAR - LUAR - LUAR BIASA, JAUHHHHHHH DARI PADA YANG TIANG BAYANGKAN.....
BalasHapusTERIMAKASIH ATAS PENJELASAN INI.