Kekuatan
dari suatu Mantram ataupun sekedar doa dan pengharapan baik memang tak
selamanya bisa dipahami dan bisa dijabarkan dengan logika, namun beberapa tahun
terakhir ini, sebuah penemuan mengejutkan dari seorang ilmuan jepang yang
bernama Dr.Masaru Emotto telah sedikit membuka tabir keagungan itu. Bahkan
kepada mereka yang tidak percaya sekalipun. Misalnya dalam kasus kerauhan /
trance. Bagi orang yang tidak mempercayai kekuatan mantram yang ditempatkan
dalam air, mungkin mereka akan mencibir cara-cara itu sebagai hal yang tidak
masuk akal. Tapi pada akhirnya setelah logika manusia kehabisan akal untuk
menelaah, mereka yang tidak percaya juga akhirnya harus rela menerima kenyataan
bahwa sepercik air yang telah diresapi dengan mantram-mantram suci telah
berhasil membuat orang menjadi sadar dan siuman kembali. Dan bahkan tak jarang
segelas air putih yang telah dimohonkan keberkatan dari Tuhan melalui doa dan
mantram suci bisa menjadi obat bagi suatu penyakit tertentu.
penelitian
tentang perilaku air. Yang telah dilakukan oleh Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama memang
telah diakui oleh dunia. Sehingga pada
bulan maret 2005, ia kemudian diundang ke Markas Besar PBB di New York untuk
mempresentasikan temuannya itu. Disana ia menjelaskan penelitiannya tentang air
murni dari mata air di Pulau Honshu yang diberikan doa-doa dalam agama Shinto, lalu
didinginkan sampai -5oC di laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop
elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk kristal
segi enam yang indah. Percobaan diulangi dengan membacakan kata, “Arigato
(terima kasih dalam bahasa Jepang)” di depan botol air tadi. Kristal kembali
membentuk sangat indah. Selanjutnya air yang sama terus menerus diperdengarkan kata
“setan”, maka setelah difoto, ternyata Kristal air membentuk pola yang sangat
buruk. setelah itu beberapa gelas air diputarkan musik Symphony Mozart yang
lembut, dan hasil poto memperlihatkan bahwa air dimaksud membentuk kristal yang
berbentuk bunga. Namun ketika musik heavy metal diperdengarkan, akhirnya Dr
Emoto mendapati bahwa Kristal air telah hancur. Dari penelitian ini akhirnya
didapati kesimpulan bahwa air memiliki sifat yang bisa merekam pesan, seperti
pita magnetik atau compact
disk. Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan
tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain.
Sehingga penemuan ini secara tidak langsung telah menjelaskan, kenapa air putih
yang didoakan bisa menyembuhkan si sakit. Jadi anggapan musyrik yang biasanya
diberikan oleh para agama Abrahamik tentang metoda penyembuhan menggunakan
media air ini sudah bisa terbantahkan dengan sangat baik sebab dalam
kenyataannya molekul air itu memang mampu menangkap pesan doa kesembuhan,
menyimpannya, lalu vibrasinya merambat kepada molekul air lain yang ada di
tubuh si sakit. Tubuh manusia memang 75% terdiri atas air. Otak 74,5% air.
Darah 82% air dan Tulang yang keras pun mengandung 22% air. Oleh karena itu
bisa dibayangkan betapa besar manfaat yang akan diterima oleh tubuh jika setiap
hari kita mau dan mampu memberikan air yang telah membentuk pola dan Kristal
baik , untuk kesehatan kita.
Beranjak
dari kesadaran itu pulalah maka Sai Study Group Singaraja yang memang telah
memiliki agenda rutin untuk membantu kegiatan Palang Merah Indonesia (PMI) guna
menjamin ketersediaan darah bagi mereka yang membutuhkan, kembali mengadakan
kegiatan donor darah sebagai salah satu bentuk nyata dari Yajna, Seva, atau
pelayanan kepada umat manusia.
Walaupun
kegiatan seperti itu bukan hanya dilakukan oleh Sai Study Group, namun ada
nilai ples dan inspiratif yang mungkin belum banyak orang melakukannya yakni
memulai kegiatan itu dengan menchantingkan doa bersama dan sesudahnyapun terus
diiringi oleh music ketuhanan maupun pelantunan lagu-lagu kerohanian sehingga
jika mengacu kepada penemuan Dr Emoto maka darah yang akan disumbangkan itu
benar-benar bisa menjadi suatu persembahan yang satvika. Sebab bisa dibayangkan
bahwa jika air di luar tubuh saja mampu menangkap pesan serta membentuk pola
Kristal yang baik saat diberikan kata-kata indah dan suci maka tentulah air
ataupun darah di dalam tubuh akan membentuk hal yang sama jika pikiran
digiatkan untuk menikmati alunan kidung suci pada saat dimaksud. Sebenarnya
inilah salah satu wujud nyata pelaksanaan yajna dalam hal ini manusa yajna yang
bisa dilakukan secara sederhana tanpa mengeluarkan biaya apapun.
Selama
ini banyak orang beranggapan bahwa Yajna atau korban suci hanyalah berupa
serangkaian banten yang dihaturkan kepada Tuhan pada saat perayaan hari besar
keagamaan ataupun ketika ada moment yang berhubungan dengan tradisi yang
berkaitan dengan keyakinan agama misalnya upacara tiga bulanan ataupun ritual
Ngaben untuk sanak keluarga yang telah meninggal. Singkatnya pengertian yajna
sudah menjadi lebih dipersempit lagi menjadi sebuah persembahan yang dilandasi
dengan keikhlasan yang berhubungan dengan kegiatan ritual dari Panca Yajna.
Pernyataan
itu tentu tidak salah walaupun juga tidak bisa dikatakan benar seratus persen.
Sebab meyajna atau melakukan sesuatu sebagai suatu persembahan atau pengorbanan
suci yang dilandasi ketulusan bukan hanya menyangkut ritualistik dan upakara
semata. Karena sesungguhnya ada begitu banyak hal yang bisa diperbuat sebagai
kebaikan untuk membantu meringankan kesusahan orang sekaligus memberikan efek
kebahagiaan bagi diri sendiri maupun mereka yang kita bantu. Ambillah contoh
nyata sehari-hari, ketika kita melihat ada batu di tengah jalan lalu kita
tergerak meluangkan waktu untuk berhenti dan membuang batu itu ke tepi maka ini
juga bisa dikatagorikan sebagai yajna atau pengorbanan waktu untuk
menyelamatkan orang lain yang mungkin bisa terpeleset jika melindas batu itu.
Contoh lainnya adalah saat kita dipertemukan dengan kaum gepeng (gelandangan pengemis)
yang tengah meringkuk di emper toko dengan pakaian lusuh dan tanpa selimut.
Jikalau kita mau mengambil kesempatan yang diberikan oleh Tuhan itu untuk
berbuat kebaikan, maka itu tentu akan dinilai Tuhan sebagai bentuk Yajna yang
langsung diterima dan dicatat oleh-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar