Suatu hari seorang pertapa yang mengenakan jubah kuning kebetulan masuk
di sebuah desa yang penuh orang atheis. Ia menjumpai sekelompok anak
muda durhaka yang menantangnya agar memperlihatkan bahwa Tuhan yang
dipujanya benar-benar ada. Ia berkata bahwa ia sanggup, tetapi sebelum
melakukannya ia minta secangkir susu.
Ketika susu itu dibawa kehadapannya, tidak diminumnya, tapi ia duduk
memandangnya, lama dan diam, dengan rasa ingin tahu yang meningkat
anak-anak muda itu kehilangan kesabarannya.
Mereka menjadi semakin ribut. Pertapa itu berkata kepada mereka, "Tunggu
sebentar. Aku pernah diberi tahu, katanya ada mentega di dalam susu,
tetapi dengan terpaksa aku mengatakan bahwa yang di dalam cangkir ini
tidak ada menteganya, karena aku sama sekali tidak melihat bagaimanapun
aku bersungguh-sungguh memandangnya!".
Anak muda itu mentertawakan kebodohannya dan berkata, "Goblok! Jangan
membuat kesimpulan yang sedemikian tidak masuk di akal. Dalam setiap
tetes susu terkandung mentega. Itulah yang menyebabkan susu itu amat
berguna bagi tubuh. Jika engkau mau melihatnya sebagai wujud kongkret
yang terpisah, engkau harus merebusnya, mendinginkannya, menambah susu
asam dan menunggu sampai beberapa jam sampai membeku kemudian
mengocoknya dan menggulung butiran-butiran mentega yang mengapung".
"Ah", kata pertapa, "Dengan demikian tugasku untuk memperlihatkan Tuhan
kepadamu menjadi lebih mudah!. Tuhan ada dimana-mana, ada di dalam
setiap mahluk, di dalam setiap atom jagad raya. Karena DIA ada maka
segala ciptaan ini ada dan kita dapat melihat, mengetahui serta
menikmati semua itu. Untuk melihat-NYA sebagai wujud yang kongkret,
engkau harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan dengan
sungguh-sungguh, tekun dan tulus. Maka pada akhir semuanya, engkau dapat
mengalami rahmat dan kemuliaan-NYA.