63 tahun lalu di
tanggal yang sama yakni 20 Oktober 1940, Bhagavan Sri Sathya Sai Baba yang masa
kanak-kanakNya dipanggil dengan nama Sathya Narayana Raju, membuat sebuah
kejadian penting dengan menyatakan siapa diri beliau yang sesungguhnya. Sebuah Deklarasi
tentang keilahian-Nya sebagai seorang Avatar yang telah datang kembali dalam
wujud sebagai manusia untuk memimbing kembali manusia kepada sisi
kemanusiaannya yang semakin hari semakin terlupakan. Hal ini terbukti dari
kondisi kehidupan yang semakin memburuk karena ulah manusia yang sudah keluar
dari rel Dharma. Perang atas nama agama, pengekploitasian alam, serta berbagai
bencana lain yang terjadi akibat ulah manusia harus segera mendapatkan
pemulihan. Oleh karena itulah Bhagavan Sri Sathya Sai Baba turun untuk
mengajarkan kembali 5 nilai dan prinsip dasar dari kemanusiaan yang beliau
sebut sebagai Panca Pilar yakni Sathya atau Kebenaran, Dharma = Kebajikan,
Shanti = Kedamaian, Prema = Kasih sayang, dan terakhir yakni Ahimsa atau Sikap
tanpa kekerasan.
Hal inilah kiranya
yang telah dipandang sangat urgent untuk dipulihkan pada jaman Kali ini,
sehingga point ajaran Beliau yang kemudian dituangkan ke dalam 3 bidang utama
organisasi seperti Bidang Spiritual, Bidang Pendidikan, dan Bidang Pelayanan,
akan tetap menjadi acuan serta bagian dari Misi kegiatan dalam organisasi
Sathya Sai.
Guna ikut
berpartisipasi dalam Misi Suci Ilahi inilah maka seluruh Sai Bhakta akhirnya mewujud nyatakan kesempatan guna
menjadikan diri Instrument Sad Guru dengan melakukan berbagai kegiatan Seva
atau Pelayanan kepada saudara-saudara yang lain pada saat “ Sai Avatar Declaration” ini. SSG
Singaraja sendiri telah melakukan 2 buah kegiatan social kemanusiaan pd hari
ini yakni dengan memberikan paket “Sembako” untuk beberapa keluarga kurang
mampu menjelang perayaan Hari raya besar Hindu “Galungan dan Kuningan”. Tentu
saja dalam hal ini, Tim Narayana Seva harus bekerja keras untuk melakukan
pendataan agar Seva yang diberikan bisa Tepat guna dan Tepat sasaran sesuai
dengan Kriteria bagi mereka-mereka yang layak mendapatkan bantuan misalnya saja
:
1) Rumah tidak di
plester, belum mendapatkan Semenisasi atau bahkan masih memakai bedeg bambu
2). Kesanggupan untuk
menghidupi tanggungan
3). Kondisi kesehatan
4) Status dalam
keluarga (Tertanggung atau tidak).
5). Jumlah penghuni
rumah dengan ruang yang tersedia.
Bro. Sumaliasa sedang membagi kasih Svami |
Nah. Dari beberapa
point kriteria utama diatas, Tim Narayana Seva berhasil menciduk beberapa
target dengan kondisi yang memang sangat layak untuk dibantu. Terbukti dari
semua keluarga itu hampir semua masih memakai kayu bakar untuk memasak, rumah
yang masih memakai campuran tanah atau bedeg, janda tua yang tidak tertanggung
ataupun yang sakit. Apalagi saat menelusuri medan yang cukup menantang karena
harus menuruni sungai guna melakukan pendistribusian. Tapi inilah ajaran Sai
yang akan menggugah rasa simpati dan empati kita untuk bisa lebih bersyukur
akan keadaan dan juga untuk mengerti indahnya berbagi kepada sesama.
Sesi Seva yang lain
di hari yang sama juga tengah dilaksanakan oleh komunitas Sai Korwil VII
wilayah Bali Utara untuk melakukan “Bedah Rumah” di desa Sidatape Kabupaten
Buleleng. Hadiah itu diberikan kepada Brother Kanot selaku ketua SSG Sidetapa
yang beberapa minggu lalu oleh tuntutan Karma diharuskan membayar karma wasananya dalam sebuah insiden
kecelakaan namun karena pelayanannya yg juga tak sedikit pada kehidupan sekarang,
menjadikan rahmat dan kasih sayang Svami ikut menimpalinya menjadikannya sebuah
“Karunia” ya.. mungkin inilah yg diistilahkan dengan “Musibah yang
menjadikannya sebagai Berkah”. Semoga rumah pemberian Svami ini bisa menjadi
naungan bagi penghuninya dalam kelimpahan duniawi maupun spiritual. Jay..Sad
Guru Bhagavan Sri Sathya Sai Baba.