Pernyataan :
KALAU MEMANG KELOMPOK SAI BABA ITU AGAMA HINDU, LALU
KENAPA CARA SEMBAHYANGNYA BERBEDA. KIDUNG-KIDUNG SUCI DAN GAMELANNYA JUGA TIDAK
MENCIRIKAN HINDU BALI.
Tanggapan :
Untuk dapat menyimpulkan bahwa suatu kelompok study
spiritual itu bernafaskan hindu atau tidak, tentu tidak bisa dilihat hanya dari
cara sembahyang, kidung suci yang dinyanyikan ataupun gamelan/instrument yang
dipakai untuk mengiringi acara kebaktian dimaksud. Perlu juga dijelaskan disini
bahwasannya cara sembahyang umat hindu etnis Bali dengan memakai gamelan,
kekidungan, ataupun pakaian kebaya adat, bukan merupakan hukum tunggal yang
bisa dijadikan barometer untuk menilai apakah kegiatan persembahyangan itu
sudah sesuai dengan agama hindu atau bukan, karena agama sendiri tidak mengatur
secara kaku hal-hal seperti itu. Tapi agama lebih menekankan tentang cara
bagaimana pengikutnya agar bisa hidup menurut prinsip-prinsip yang dibenarkan
oleh Tuhan serta menjauhi segala hal yang tidak sesuai dengan petuah beliau. Di lain sisi, kita juga harus mengerti kejelasan
antara produk adat budaya dengan produk agama agar tidak terjadi kerancuan.
Misalnya masyarakat kristen di desa Pulasari Jembrana, ketika mereka merayakan
hari raya agamanya, juga memasang penjor, membuat pajegan, dan menggunakan
gamelan di tempat persembahyangannya (Gereja) Orang-orangnya juga memakai
kebaya persis seperti orang hindu bali, tapi keyakinan mereka bukan hindu tapi
kristen. Lain lagi dengan desa pegayaman buleleng, mereka mengadopsi sistem
subak dan nama mereka kadang diawali dengan ketut, atau I putu seperti layaknya
orang hindu bali, tapi mereka adalah umat muslim. Jadi, kehinduan seseorang
tidak bisa dinilai dari faktor luar saja. Mesti diselidiki lebih jauh hal-hal
yang berkaitan langsung dengan agama hindu itu sendiri. Misalnya : apakah
mereka yang menganggap beragama hindu bersembahyang memakai Gayatri mantram
atau mantram-mantram lain yang memang ada acuannya dalam kitab suci Veda.
Apakah mereka mempelajari susastra lain yang menjadi penjabaran dari Catur Veda
atau sudahkan mereka mempelajari Pancama Veda
(Bhagavad Gita), dan ataukah kidung kidung suci
mereka memang menyebut nama-nama Tuhan menurut keyakinan Hindu.
Sai Baba sebagai salah satu dari
beberapa kelompok spiritual yang bernafaskan hindu, melakukan 3 bidang utama
(Spiritual, Pelayanan, dan Pendidikan) dimana dalam bidang spiritualnya jelas
ada kegiatan rutin yang disebut Bhajan (mengidungkan nama-nama suci Tuhan ),
berjapa, meditasi, ataupun Tirta yatra. Jadi sudah jelas bahwa kelompok Sai
Study Group, yang menempatkan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba sebagai Sad Gurunya,
adalah bagian dari Hindu. Perbedaan cara sembahyang, pakaian, kidung, ataupun
gamelan sebenarnya hanya budaya lokal yang dikaitkan dengan agama hindu. Di
Nusantara sendiri, keragaman cara sembahyang ini ada banyak yang mana hal
tersebut menyesuaikan dengan budaya setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar