Sabtu, 30 Maret 2013

Sai Parenting (Menjadi orang tua yang ideal)




Rumah gadang luas yang disebut Sanathana Dharma "Kebenaran Abadi" ditegakkan oleh para resi jaman dahulu agar generasi mendatang dapat menempuh hidup yang damai dan sejahtera, tetapi karena disia-siakan oleh ahli warisnya, rumah gadang itu terlantar dan tidak dapat dihuni! Kedamaian dan suka cita yang diharapkan para resi bagi generasi mendatang telah lenyap dari wajah mereka. Seri kedamaian dan keriangan itu kini hanya tampak pada wajah anak kecil. Bila mereka tumbuh dewasa, suka cita itu berubah menjadi kesedihan, dan kedamaian lenyap menjadi kecemasan. Orang-orang dewasa telah kehilangan kemampuan untuk mendapatkan kembali serta mempertahankan kegembiraan dan kedamaian batinnya.

Anak-anak merupakan pesemaian yang manis memikat hati dan penuh harapan. Dengan asuhan yang bijaksana dan cinta kasih yang terarah, mereka dapat dikembangkan menjadi warga masyarakat yang ideal. Kemudian mereka dapat memahami, menghargai dan melaksanakan disiplin keras yang ditetapkan oleh sanathana dharma "kebenaran abadi" untuk mencapai pengetahuan diri sejati. Tahun-tahun awal kehidupan ini penting sekali dan merupakan masa yang paling menentukan, karena itu ibu dan ayah harus berbagi tanggung jawab untuk mengasuh dan memberikan pendidikan yang baik. Ketrampilan, sikap, prasangka dan emosi-emosi yang membentuk masa depan atau merusak hidup selanjutnya, terbentuk dalam landasan karakter anak pada tahun-tahun penting yang menentukan itu. Orang tua harus meletakkan landasan yang kuat dan benar. Tetapi perlengkapan apa yang dimiliki orang tua untuk melaksanakan kewajiban ini? Mereka tidak memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai kebudayaan mereka sendiri; mereka tidak menyakini nilai-nilai kebudayaannya; mereka tidak melakukan latihan rohani; mereka tidak memiliki ketentraman bathin. Anak-anak harus tumbuh dalam suasana hormat, bakti, saling menolong, dan kerja sama. Mereka harus diajar agar menghormati orang tua, para guru, dan orang yang lebih tua. Kini mereka hanya mempelajari berbagai pepatah dari buku tanpa keinginan yang tulus untuk melaksanakannya.